Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menilai bergabungnya Indonesia pada BRICS hanya memiliki manfaat ekonomi yang terbatas, sementara potensi kerugiannya cukup signifikan.

BRICS merupakan organisasi kerja sama ekonomi global. Istilah BRICS berasal dari akronim nama negara-negara pendirinya, yakni Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Awalnya, BRIC dibentuk pada 2006 untuk memfokuskan perhatian pada peluang investasi di antara negara-negara anggota.

Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal mengatakan manfaat dari sisi ekonomi hanya terbatas dan justru rawan terkena sanksi dari Donald Trump selaku Presiden ke-47 Amerika Serikat.

Yose menyoroti BRICS belum memiliki agenda ekonomi yang terlihat bertujuan untuk memajukan anggotanya. BRICS memang memiliki New Development Bank (NDB) selaku institusi finansial yang memiliki tujuan memobilisasi sumber daya untuk pembangunan, tetapi permasalahannya cukup banyak.

"Namun, permasalahannya cukup banyak, dari mulai kurangnya sumber daya [resources], sampai kurangnya dukungan dari anggota. Apalagi anggota BRICS sering tidak cocok satu sama lain, seperti India dan China," ujar Yose kepada Bloomberg Technoz, Selasa (7/1/2025).

Menurut Yose, saat ini BRICS juga condong menjadi platform geopolitik dari anggotanya. Sehingga, berbagai agenda ekonomi dilandasi dari keinginan melebarkan pengaruh politik, dibandingkan dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan. Sehingga dari sisi ekonomi, manfaatnya sangat terbatas

Di sisi lain, Yose melanjutkan, terdapat situasi global yang harus diperhatikan. Menurut Yose, Trump tidak segan untuk memberlakukan sanksi tanpa perhitungan matang (indiscriminate sanctions) untuk anggota BRICS karena dianggap mengganggu hegemoni AS.

"Meskipun ini masih wacana, kemungkinannya tidak kecil. Apakah kita siap untuk merespon hal tersebut? Padahal kita tidak perlu terlibat dalan permasalahan rivalitas ini, mengingat bahwa posisi kita tetap bebas dan aktif," ujarnya.

Pengumuman Indonesia menjadi anggota penuh dari BRICS disampaikan oleh Brazil selaku Ketua BRICS 2025.

Kementerian Luar Negeri mengatakan BRICS menjadi wadah penting bagi Indonesia untuk menguatkan kerja sama Selatan-Selatan, memastikan suara dan aspirasi negara-negara Global South terdengar dan terwakili dalam proses pengambilan keputusan global. 

"Kami berdedikasi penuh untuk bekerja sama dengan seluruh anggota BRICS, ataupun dengan pihak lainnya, untuk mewujudkan terciptanya dunia yang adil, damai, dan sejahtera," tulis Kementerian Luar Negeri dalam pernyataan resmi.

(dov/lav)

No more pages