Logo Bloomberg Technoz

RI Masuk BRICS: Manfaat Ekonomi Tak Sebanding Ancaman Tarif Trump

Dovana Hasiana
07 January 2025 16:45

Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia (24/10/2024). (Dok. Kementerian Luar Negeri)
Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia (24/10/2024). (Dok. Kementerian Luar Negeri)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menilai bergabungnya Indonesia pada BRICS hanya memiliki manfaat ekonomi yang terbatas, sementara potensi kerugiannya cukup signifikan.

BRICS merupakan organisasi kerja sama ekonomi global. Istilah BRICS berasal dari akronim nama negara-negara pendirinya, yakni Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Awalnya, BRIC dibentuk pada 2006 untuk memfokuskan perhatian pada peluang investasi di antara negara-negara anggota.

Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Yose Rizal mengatakan manfaat dari sisi ekonomi hanya terbatas dan justru rawan terkena sanksi dari Donald Trump selaku Presiden ke-47 Amerika Serikat.

Yose menyoroti BRICS belum memiliki agenda ekonomi yang terlihat bertujuan untuk memajukan anggotanya. BRICS memang memiliki New Development Bank (NDB) selaku institusi finansial yang memiliki tujuan memobilisasi sumber daya untuk pembangunan, tetapi permasalahannya cukup banyak.

"Namun, permasalahannya cukup banyak, dari mulai kurangnya sumber daya [resources], sampai kurangnya dukungan dari anggota. Apalagi anggota BRICS sering tidak cocok satu sama lain, seperti India dan China," ujar Yose kepada Bloomberg Technoz, Selasa (7/1/2025).