Para pelaku pasar terlihat mengabaikan bantahan Donald Trump, Presiden AS terpilih, terhadap laporan Washington Post tentang rencana pembatasan penerapan tarif impor dalam pemerintahannya kelak.
Indeks dolar AS yang sempat menguat lagi pasca Trump menyatakan bantahannya, akhirnya keok.
Penguatan rupiah hari ini berlangsung di tengah penguatan IHSG. Setelah pagi tadi dibuka melemah, IHSG bertahan di zona hijau dan sukses ditutup naik tipis 0,04% di 7.083,28.
Penguatan IHSG itu di bawah penguatan mayoritas bursa Asia lain. Indeks saham negeri jiran Malaysia, FTSE, menguat 0,27% bersama bursa saham Vietnam yang naik tipis 0,05%. Sedangkan SE Thailand bahkan ditutup 1,42%. Sementara bursa saham Filipina masih tergerus cukup dalam 1,20%.
Sementara di pasar surat utang, yield SUN di pasar sekunder mayoritas bergerak naik. Tenor 10Y naik ke 7,12%, lalu 5Y juga naik ke 7,04%. Sementara tenor 15Y bahkan sudah di 7,15%. Sementara tenor pendek 2Y sedikit turun di 7,00%. Namun tenor 1Y naik ke 7,12%.
Meski sampai siang ini terlihat tekanan berlanjut di pasar surat utang, melihat data arus dana asing, terlihat bahwa aliran inflows tengah meningkat.
Berdasarkan data yang dikompilasi oleh Bloomberg, pergerakan rata-rata lima hari arus modal asing ke Indonesia naik jadi US$36,5 juta, melampaui rata-rata pergerakan 20 hari terakhir yang sebesar US$21,9 juta.
Lelang SUN perdana tahun ini sepi di luar ekspektasi para analis.
Mengacu dokumen hasil lelang SUN yang dilansir oleh Kementerian Keuangan sore ini, total nilai penawaran yang masuk alias incoming bids hanya sebesar Rp31,65 triliun. Angka itu lebih kecil dibandingkan nilai incoming bids dalam lelang SUN terakhir pada tahun lalu yang sebesar Rp38,98 triliun.
Minat investor dalam lelang SUN perdana ini bahkan jauh di bawah lelang Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang pada Jumat lalu membukukan incoming bids hingga Rp54,4 triliun atau naik 241% dibandingkan lelang sebelumnya.
(rui)