Logo Bloomberg Technoz

Kelesuan lelang SUN perdana membuka tahun ini seolah mempertegas indikasi bahwa investor kini lebih menyukai penempatan di tenor pendek seperti SRBI yang maksimal bertenor 12 bulan akan tetapi memberi yield tinggi.

Alhasil kendati lelang hari ini menawarkan dua seri baru yang menjadi acuan SUN 15 tahun dan 20 tahun, yakni FR0106 dan FR0107, nyatanya minat investor tidak sebesar perkiraan.

Dalam dokumen lelang yang dirilis, dua seri baru itu memang menjaring minat terbesar dalam lelang hari ini. Yaitu sebesar Rp6,45 triliun untuk FR0106 yang jatuh tempo pada tahun 2040, lalu sebesar Rp5,61 triliun untuk FR0107 yang jatuh tempo tahun 2045.

Tingkat kupon dua seri itu sama-sama diberikan sebesar 7,125% per tahun. Sementara yield rata-rata dimenangkan (WAY) ditetapkan sebesar 7,149% untuk FR0106 dan 7,179% untuk FR0107.

Sementara nilai yang dimenangkan untuk dua seri tersebut adalah sebesar Rp5,95 triliun dan Rp5,50 triliun.

Dalam lelang ini, seri reopening FR0104 yang jatuh tempo tahun 2030 menjadi yang paling diburu dengan incoming bids mencapai Rp9,70 triliun. Yield diminta tertinggi untuk seri ini mencapai 7,110%. 

Pemerintah akhirnya memenangkan seri ini di jumlah terbanyak, yaitu sebesar Rp7,1 triliun dengan rata-rata yield di 7,019%. Sedangkan seri FR0102 hanya dimenangkan Rp350 miliar, sementara seri FR0105 tidak ada yang dimenangkan karena minat yang kecil yaitu cuma Rp371 miliar.  

Untuk seri SPN bertenor pendek, Kementerian Keuangan juga akhirnya hanya menjual seri SPN yang jatuh tempo pada Januari 2026 nanti. Dari minat yang masuk sebesar Rp1,71 triliun, Pemerintah RI memenangkan seri ini sebesar Rp1,60 triliun dengan yield 6,65%.

Minat investor yang sepi membuat Kementerian Keuangan memutuskan menerbitkan SUN di bawah target indikatif yaitu cuma Rp26,2 triliun dari target indikatif Rp28 triliun dan target maksimal Rp42 triliun.

Sebelumnya, banyak analis memperkirakan lelang hari ini akan ramai diserbu karena ada dua seri baru yang ditawarkan. Investor biasa memanfaatkan pasar primer untuk mendapatkan surat utang di harga par dan mendapat tingkat kupon menarik.

Berdasarkan data yang dikompilasi oleh Bloomberg, pergerakan rata-rata arus modal asing dalam lima hari terakhir naik jadi jadi US$36,5 juta, melampaui rata-rata pergerakan 20 hari terakhir yang sebesar US$21,9 juta. Ini sebenarnya jadi sinyal baik setelah pada 2024 pemodal asing hanya berbelanja SUN lebih kecil.

Data Kemenkeu yang dikompilasi Bloomberg menunjukkan, asing menambah posisi kepemilikan SUN sepanjang tahun 2024 hanya Rp37,48 triliun.

Penambahan itu menjadi yang terkecil sejak terakhir terjadi pada 2011 ketika penambahan hanya sebesar Rp26,56 triliun, di luar periode pandemi Covid-19 pada 2020-2021 dan gejolak inflasi global pada 2022. 

Dalam tiga tahun periode pengecualian itu, kepemilikan SUN oleh asing anjlok tajam hingga Rp300 triliun.

(rui)

No more pages