Nilai itu menjadikan saham empat bank besar mencatat net sell terbesarnya sepanjang sejarah. Bahkan, untuk BBRI saja, net sell mencapai Rp18,3 triliun.
Selain sentimen makro, Satria juga sudah mewanti-wanti investor jika margin bank cenderung tertekan sepanjang 2024. Faktor ini turut menambah tekanan terhadap empat saham bank tersebut.
Namun, tekanan bertubi-tubi membuat valuasi saham keempatnya saat ini menarik. "Ini mencerminkan peluang untuk memulai akumulasi," ujar Satria, dikutip Rabu (8/1/2025).
Waktu yang Pas Beli Saham 4 Bank Besar
Satria menambahkan, secara fundamental, laba bersih empat bank besar tersebut tahun ini diprediksi rebound meski terbatas.
Laba bersih BBRI, BMRI dan BBNI diperkirakan tumbuh high single digit. Sedang laba bersih BBCA dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI diperkirakan tumbuh lebih baik, antara 13%-19%.
"Kualitas aset bank di tahun ini juga akan terjaga, mengingat besarnya provisi yang dilakukan sepanjang tahun lalu," jelas Satria.
Proyeksi fundamental yang lebih prospektif itu memberikan alasan tambahan untuk momentum akumulasi saham bank besar.
Pertanyaannya saat ini, kapan momen terbaik mengakumulasi saham perbankan?
Menurut Satria, indeks dolar saat ini ada di level 108. Level ini menunjukkan posisi jenuh beli (overbought).
Pada saat yang sama, aksi jual investor asing sejatinya sudah dalam posisi oversold.
Kemudian, The Fed juga memberikan sinyal untuk kembali menurunkan suku bunga acuan.
"Kami juga percaya, dolar AS yang terlalu kuat hanya akan membahayakan industri di AS sendiri," ujar Satria.
Ini mengingat penjualan perusahaan besar AS, seperti Apple, Google, Meta, Netflix, Tesla, banyak berasal dari luar negeri.
Sehingga, menurut Satria, tidak lama lagi dolar AS melemah dan bisa terjadi selama berbulan-bulan. "Kondisi ini pada akhirnya akan menguntungkan pasar emerging market," imbuh Satria.
Dengan kata lain, perbaikan kondisi makro Indonesia semakin tampak saat dolar AS mulai kembali melemah. Ini menjadi momen paling pas untuk mengakumulasi saham perbankan.
"Terlebih, kebijakan Presiden Prabowo Subianto pro terhadap masyarakat menengah ke bawah, yang pada akhirnya juga akan menguntunkan sektor perbankan untuk jangka panjang."
Satria bullish untuk saham BBCA, BBRI, dan BMRI. Dia merekomendasikan buy BBCA dengan target harga Rp11.270/saham.
Sedang target harga BBRI dan BBMRI masing-masing Rp5.600/saham dan Rp7.940/saham.
Satria merekomendasikan hold saham BBNI. Target harga darinya Rp4.430/saham.
Konsensus Bloomberg, Selasa (7/1/202), juga bullish untuk empat saham bank besar.
Sebanyak 33 analis merekomendasikan buy saham BBCA. Hanya ada empat analis yang merekomendasikan hold tanpa ada satu pun rekomendasi sell.
Target harga saham BBCA berdasarkan konsensus Bloomberg ada di level Rp12.037/saham.
Kemudian, 34 analis merekomendasikan buy saham BBRI. Dua lainnya merekomendasikan hold dan satu analis merekomendasikan sell.
Target harga secara konsensus ada di level Rp5.518/saham.
Untuk saham BMRI, 34 analis beri rekomendasi buy dan empat analis merekomendasikan hold, tanpa ada rekomendasi sell. Target harga konsensus sebesar Rp7.846/saham.
Terakhir, saham BBNI. 32 analis merekomendasikan buy. Lima analis rekomendasikan hold dan tidak ada yang merekomendasikan sell.
Target harga secara konsensus ada di level Rp6.316/saham.
(red)