Langkah ini merupakan bagian dari upaya China untuk mendorong konsumsi guna mengimbangi dampak tarif baru AS terhadap ekspor China, yang selama ini menjadi pendorong pertumbuhan utama.
Untuk kedua kalinya dalam setidaknya satu dekade, para pemimpin tertinggi bulan lalu menjadikan stimulasi pengeluaran dan permintaan domestik sebagai prioritas utama mereka pada tahun 2025.
Pemerintah akan “secara signifikan” meningkatkan penjualan obligasi negara jangka panjang untuk mendanai program ini, yang juga mendorong perusahaan-perusahaan memperbarui peralatan mereka, menurut Yuan Da, wakil sekretaris jenderal Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional.
Pada akhir tahun lalu beberapa provinsi telah memulai program tukar tambah untuk perangkat dan telepon pribadi mereka sendiri, tetapi inisiatif nasional dapat terbukti lebih efektif.
Pemerintah pusat di Beijing pada bulan Juli berkomitmen untuk mengalokasikan dana sebesar 300 miliar yuan atau US$41,1 miliar yang diperoleh dari obligasi negara khusus untuk mendukung subsidi. Termasuk upaya pemerintah daerah, insentif ini menyebabkan lonjakan penjualan mobil dan peralatan rumah tangga mulai bulan September.
Subsidi untuk meningkatkan peralatan bisnis juga akan diperluas untuk mencakup area-area termasuk fasilitas-fasilitas pertanian, menurut Yuan. Sebuah rencana spesifik untuk perluasan program ini akan segera dikeluarkan, katanya.
China sebelumnya mensubsidi pembelian telepon seluler sebagai bagian dari rencana stimulus konsumsi yang luas yang dimulai pada akhir 2007 untuk melawan dampak krisis keuangan global. Program ini menargetkan penduduk pedesaan dan juga mencakup peralatan rumah tangga, komputer dan mobil, sebelum berakhir pada tahun 2013.
(bbn)