Meski begitu, sepertinya emas masih akan mendapat tempat. Emas masih akan menjadi pilihan diversifikasi portofolio, melindungi dari gejolak di pasar keuangan.
"Diversifikasi ke emas masih akan menjadi tren. Kami juga memperkirakan emas masih akan menarik bagi bank sentral dan para keluarga konglomerat," kata Greg Sharenow, Manajer Portofolio di Pacific Invesment Management Co, seperti dikutip dari Bloomberg News.
Quantix Commoodities, salah satu hedge fund di AS, bahkan mengambil posisi ekstrem. Kepemilikan emas Quantix mencapai 30% dari total potofolio mereka.
Quantix juga masih mempertahankan posisi overweight buat emas pada tahun ini. Harga emas pun diperkirakan bisa menyentuh US$ 3.000/troy ons pada 2025.
Bank of America Corp dan JPMorgan Chase & Co juga masih bullish terhadap emas. Pada akhir 2025, keduanya memperkirakan harga emas bisa mencapai US$ 3.000/troy ons.
Sementara UBS Group AG memperkirakan harga emas bisa menyentuh US$ 2.900/troy ons tahun ini. Kemudian DWS Group menilai harga emas emas menuju US$ 2.800/troy ons pada akhir tahun. Lalu dari Frontier Commodities meramal harga emas bisa di atas US$ 2.800/troy ons pada 2025.
"Saat kebijakan Trump diterapkan, maka kemungkinan akan ada reaksi negatif di bursa saham. Emas bisa menjadi aset untuk melindungi dari risiko tersebut." tutur Darwei Kung, Head of Commodities di DWS Group, juga diberitakan Bloomberg News.
(aji)