Logo Bloomberg Technoz

Industri Keluhkan Harga Gas PGN Mahal, Imbas HGBT 2025 Tak Jelas

Mis Fransiska Dewi
07 January 2025 10:10

Jaringan pipa gas di Eropa. Fotographer: Carina Johansen/Bloomberg
Jaringan pipa gas di Eropa. Fotographer: Carina Johansen/Bloomberg

Bloomberg Technoz, Jakarta – Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mengeluhkan mahalnya harga gas yang ditetapkan oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN, selagi pemerintah tidak kunjung memastikan akan memperpanjang program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) pada 2025.

Ketua Umum Asaki Edy Suyanto mengatakan, imbas belum adanya kepastian tersebut, industri keramik dikenakan aturan baru PGN terkait dengan Harga Gas Regasifikasi periode kuartal I-2025, atau per 1 Januari—31 Maret, yang dipatok seharga US$16,77/million british thermal units (MMBtu). 

Kondisi ini dinilai sangat memberatkan, bahkan merugikan, industri keramik nasional.

“Ini merupakan harga gas termahal di kawasan Asia Tenggara. Ini berarti setiap pemakaian gas di atas AGIT [alokasi gas untuk industri tertentu], pelaku industri dipaksa harus membayar lebih mahal sekitar 2,5 kali lipat dari HGBT yang seharga US$6,5/MMBtu,” kata Edy saat dihubungi, Selasa (7/1/2025).

Asaki sangat menyayangkan penetapan harga gas PGN tersebut dan meminta atensi serta campur tangan pemerintah untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Perusahaan Gas Negara (PGAS). (Dok. PGN)