Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Masih Terkepung Sentimen Negatif, Trump Menambah Beban

Tim Riset Bloomberg Technoz
07 January 2025 07:35

Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi Rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah kemungkinan masih akan kembali melemah di pasar spot pada perdagangan Selasa ini, di tengah perkembangan pasar global yang masih waspada menanggapi isu seputar kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS) di masa rezim baru nanti.

Indeks dolar AS dini hari tadi ditutup melemah dengan penurunan mencapai 0,64% ke 108,25. Pelemahan indeks yang mengukur the greenback versus enam mata uang utama dunia itu berlangsung setelah keluar laporan Washington Post, memakai sumber anonim, yang menyebut Pemerintah AS di bawah Donald Trump akan mempersempit penerapan tarif impor yang dikhawatirkan itu. Namun, belakangan laporan tersebut dibantah oleh Trump.

Kala indeks dolar AS melemah, tingkat imbal hasil surat utang AS, US Treasury (UST), masih melanjutkan kenaikan terutama untuk tenor menengah dan panjang. Yield UST-2Y terkikis sedikit ke 4,27%. Namun, yield 10Y makin tinggi di 4,63%. Sementara tenor 30Y naik 3,5 bps ke 4,84%.

Di pasar forward offshore, kontrak rupiah Non Deliverable Forward (NDF) tenor 1 bulan, ditutup menguat 0,19% dini hari tadi di bursa New York di level Rp16.199/US$. Meski Selasa pagi ini, rupiah NDF bergerak melemah lagi di Rp16.215/US$.

Lanskap itu memberi sinyalemen bahwa gerak rupiah di pasar spot hari ini kemungkinan masih dibayangi tekanan pelemahan tapi mungkin akan cenderung terbatas dengan Bank Indonesia bersiaga di pasar memastikan penurunan rupiah tidak dramatis.