Logo Bloomberg Technoz

Ambles dalamnya IHSG yang begitu dalam merupakan efek secara langsung dari turunnya sejumlah saham Big Caps, terutama saham-saham bank besar, saham BBCA, BMRI, BBRI dan juga BBNI.

Berikut selengkapnya berdasarkan data Bloomberg, Senin (6/1/2025).

  1. Bank Central Asia (BBCA) menekan 11,47 poin
  2. Bank Mandiri (BMRI) menekan 11,25 poin
  3. Bayan Resources (BYAN) menekan 10,21 poin
  4. Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menekan 7,74 poin
  5. Chandra Asri Pacific (TPIA) menekan 7,47 poin
  6. Telkom Indonesia (TLKM) menekan 6,99 poin
  7. Amman Mineral Internasional (AMMN) menekan 6,45 poin
  8. Astra International (ASII) menekan 4,09 poin
  9. Bank Negara Indonesia (BBNI) menekan 4,05 poin
  10. Dian Swastatika Sentosa (DSSA) menekan 2,35 poin

Adapun saham-saham barang baku lain juga jadi pendorong pelemahan IHSG, saham PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk (SMGA) drop 10%, saham PT Betonjaya Manunggal Tbk (BTON) tertekan 6,94%, dan saham PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) juga terjebak di zona merah dengan ambles 4,17%.

Disusul oleh pelemahan saham keuangan, saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) yang terjun bebas 9,36%, saham PT MSIG Life Insurance Indonesia Tbk (LIFE) anjlok 6,55%, dan saham PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY) yang ambles 5,29%.

Saham-saham perbankan lainnya turut menjadi pemberat IHSG, saham PT Bank Sinarmas Tbk (BSIM) drop 4,85%, saham PT Bank J Trust Indonesia Tbk (BCIC) melemah 4,52%, dan saham PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) juga terjebak di zona merah dengan drop 2,72%.

Komentar The Fed Jadi Sentimen

Dari Amerika Serikat, Anggota Dewan Gubernur Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Lisa Cook dijadwalkan berbicara dalam sebuah konferensi di Universitas Michigan. Sementara itu, Gubernur The Fed Richmond, Tom Barkin, menyatakan preferensinya untuk mempertahankan suku bunga tetap ketat lebih lama.

Komentar tersebut, bersama dengan data Ekonomi AS yang tetap kuat, menyoroti tantangan bagi investor dalam memprediksi jalur suku bunga AS setelah pernyataan Hawkish Gubernur The Fed Jerome Powell pada Desember lalu.

Sambil mencermati komentar terbaru The Fed, investor juga mempertimbangkan potensi kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih dalam dua minggu mendatang.

Tingkat Suku Bunga The Fed. (Bloomberg)

“Kami perlu melihat kejelasan lebih lanjut pada 20 Januari agar pasar dapat memiliki keyakinan yang lebih besar,” kata Laura Cooper, Ahli Strategi Investasi Global di Nuveen, kepada Bloomberg Television.

Selama setahun 2024 kemarin, pertumbuhan Ekonomi AS lebih kuat dan inflasi sedikit lebih tinggi daripada yang diperkirakan para pejabat.

Indikator inflasi pilihan The Fed mencatat kenaikan 2,4% untuk tahunan pada November. Indeks Harga secara konsisten berada di atas target 2% The Fed sejak awal 2021. Para pejabat The Fed berusaha mengelola inflasi lebih rendah tanpa merusak pasar tenaga kerja.

Perkiraan suku bunga pejabat The Fed untuk tahun 2025 ini menunjukkan estimasi rata-rata hanya dua kali pemangkasan tahun ini. 

Komentar terbaru, seperti yang diwartakan Bloomberg News, Gubernur Federal Reserve Bank of Richmond, Tom Barkin meyakini bahwa tingkat suku bunga Bank Sentral AS saat ini masih cukup restriktif untuk menurunkan inflasi pada tahun 2025.

Barkin memberikan suara mendukung pengurangan seperempat poin suku bunga acuan pada 18 Desember. Dia tidak lagi memiliki hak suara pada panel suku bunga The Fed tahun ini.

Panel penetapan suku bunga The Fed telah mendorong “suku bunga federal fund turun 100 basis poin menjadi 4,3%,” kata Barkin dalam pidatonya di hadapan Asosiasi Bankir Maryland di Linthicum Heights, Maryland.

“Inflasi belum kembali ke target, jadi kami masih memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi kami rasa kami tidak perlu seketat dulu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.”

(fad/ain)

No more pages