Saat ini China sedang menjalani masa liburan Tahun Baru Imlek. Tradisi mudik ke kampung halaman membuat permintaan bahan bakar meningkat.
Sementara delegasi Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) akan mengadakan pertemuan pekan depan. Pelaku pasar memperkirakan OPEC masih mempertahankan tingkat produksi, tidak ada kenaikan.
Peningkatan permintaan di tengah pasokan yang terbatas membuat harga minyak melesat sekitar 10% dalam dua hari perdagangan awal 2023.
Tren pelemahan dolar Amerika Serikat (AS) juga suportif terhadap harga minyak. Sebab, minyak adalah aset yang dihargai dalam dolar AS.
Saat dolar AS melemah, maka minyak menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan minyak akan naik, harga pun mengikuti.
Sedangkan faktor yang membatasi kenaikan harga adalah data dari Amerika Serikat (AS). Sejumlah sumber mengungkapkan, American Petroleum Institute (API) mencatat stok minyak AS pekan lalu bertambah 3,38 juta barel. Data resmi dari pemerintah akan malam ini waktu Indonesia.
(bbn)