Bloomberg Technoz, Jakarta - Pemerintah lewat Badan Gizi Nasional (BGN) resmi membagikan makanan untuk anak-anak sekolah lewat makan bergizi gratis (MBG), Senin (6/1/2025).
Sebagai tahap awal, pemerintah membagikan makan bergizi gratis tersebut di 190 titik dan 26 provinsi. Salah satu sekolah yang menjadi tempat percontohan awal titik pelaksanaan Satuan Layanan Pemenuhan Gizi (SPPG) adalah SDN 05 Cilangkap dan SDN 03 Cilangkap, Kecamatan Tapos, Kota Depok, Jawa Barat.
Dalam pantauan Bloomberg Technoz, setidaknya kurang lebih dibagikan 1.464 kotak makan berbahan stainles steel untuk total siswa dua sekolah dasar tersebut. Antusiasme juga ditunjukkan baik itu siswa maupun wali murid.
Rizki (12) siswa kelas 6 SDN 05 Cilangkap, mengungkapkan bahwa dirinya mengaku senang. Pasalnya dalam keseharian ia masuk sekolah tidak dibekali makanan.
“Senang, [karena] biasanya nggak bawa bekal soalnya," kata Rizky ketika ditemui di SDN 05 Cilangkap kepada Bloomberg Technoz seusai menyantap makan bergizi gratisnya.
Meski demikian orang tua Rizki mengubah kebiasaan uang saku yang diberikan kepadanya sehari-hari. “Uang jajannya jadi kepotong, [dan] tetep jajan,” jelasnya. Pengeluaran jajan di kantin bisa dicukupi dengan makan gratis.
Salah seorang murid kelas 2 SDN 03 Cilangkap Faqih (8) lantas berkomentar singkat atas program yang menjadi janji kampanye Prabowo tersebut.
“Suka [menu makanan di program MBG].” Namun, ia memberikan saran di mana jika bisa menunya bervariasi utamnya jenis buah-buahannya.

“[Setiap hari kalau ada MBG] Mau, palingan jangan ada jeruk,” cerita Faqih.
Salah seorang orang tua siswa kelas 3 dari SDN 03 Cilangkap, Hernan (38), yang juga merupakan seorang ibu rumah tangga, berharap MBG dapat terus berjalan.
“[Agar] biar gizi anak terpantau, dan semoga makannya bagus-bagus,” jelas Hernan.
Dirinya juga tak menampik bilamana hal ini setidaknya dapat menekan pengeluaran konsumsi rumah rumah tangganya, terlebih untuk jajan anak.
“Biasanya kan kalau siang [anak] suka jajan, ini jadi nggak jajan. Jadi Alhamdulillah [hemat],” tegas dia.
Diketahui hari ini MBG di sekolahnya menyediakan santap siang berupa Nasi, Seporsi Tumis Sayur, Ayam Teriyaki.
Menu bersifat variatif dan penyusunan menjadi tanggung jawab Satuan Layanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wilayah Kecamatan Tapos, Kota Depok.
Meutya dalam kunjungannya ke Tapos, Depok, menyatakan indeks pemenuhan gizi terstandarisasi. Meski demikian menu yang dihadirkan bersifat variatif.
“Menunya tidak baku [untuk] seluruh Indonesia…kita melihat kekuatan [pangan] lokal. Jadi kalau di situ kekuatannya di peternakan ayam, maka yang diserap itu,” terang dia.
Pada satu SPPG di Kota Depok, dengan mengajak serta pelaku UMKM, diberi tanggung jawab menyediakan 5.000 porsi dengan anggaran yang sama, Rp10.000. Ke depan pemerintah mengaku akan mempertimbangkan menu yang disukai oleh anak-anak di satu wilayah tertentu.
“Termasuk juga lidah anak-anaknya mungkin beda ya di daerah apa. Mereka lebih suka makan apa dan lain-lain….Kita enggak mau paksakan satu rasa untuk seluruh anak-anak di Indonesia,” ucap Meutya.
Persiapan masak hingga kemas sejak pukul 3 pagi
Dandim 0508/Depok, Letnan Kolonel Inf Iman Widhiarto, selaku penanggung jawab SPPG, memastikan makanan yang diterima siswa dalam keadaan segar.
Pihaknya mempersiapkan pada dini hari sekitar pukul 3, mulai dari proses memasak nasi hingga menu protein dan sayuran. “Jadi betul-betul fresh, tadi malam ibu-ibu, para pekerjanya sudah mulai memotong-motong sayuran, wortelnya,” cerita Iman.
“Kemudian dari jam 7 [pagi] tadi selesai packing, kemudian siap dimasukkan ke mobil dan mulai distribusi,” ucap Iman.
MBG adalah program untuk mencetak manusia unggul generasi masa depan Indonesia. “Perang kecil [menyediaan MBG] kita ini nanti akan dimakan anak-anak bangsa kita..bermanfaat buat bangsa dan negara.”
Anggaran bisa melar sampai US$30 miliar/tahun
Kebutuhan anggaran MBG diprediksi menelan biaya US$30 miliar per tahun seiring dengan semakin meluasnya program ini. Tahun anggaran 2025 biaya MBG diperkirakan menelan dana US$4,39 miliar (sekitar Rp71 triliun), dilaporkan Bloomberg News.
Janji kampanye Prabowo memang mengusung MBG. Sejak dilantik bulan Oktober 2024 perlu waktu persiapan sekitar tiga bulan hingga hari ini, senin, 6 Januari 2025 MBG resmi dirilis.
Pemerintah beralasan tidak ada peresmian MBG.
Targetnya dalam satu hari 83 juta siswa akan menerima manfaat pangan dengan gizi yang telah terpenuhi. Selain karbohidrat, protein, dan sayur, program ini diklaim membantu meningkatkan konsumsi susu nasional.
Indonesia berencana untuk mengembangkan industri susu dalam negeri untuk memenuhi permintaan yang lebih tinggi. Namun dalam fase pertama Menteri Koordinator bidang Pangan Zulkifli Hasan mengklaim susu masih perlu diimpor.
“Susu kan tertentu aja kan nggak tiap hari? Iya kan? Ya, susu memang ada impornya. Tapi seperti biasa saja,” terang Zulhas.
Tahap awal hanya akan menyediakan makanan untuk siswa, dengan ibu hamil dan menyusui, serta balita yang akan diikutsertakan pada periode selanjutnya.
(wep)