Logo Bloomberg Technoz

Najib mendesak untuk dibebaskan dari tahanan rumah setelah hukuman 12 tahunnya dikurangi separuhnya pada Januari 2024 lalu. Tindakan ini menuai kritik terhadap PM Anwar Ibrahim dan janjinya untuk mengampanyekan pemberantasan korupsi. Anwar mengatakan keputusan itu tidak ada hubungannya dengan dirinya.

Anwar menduga ada dukungan dari Organisasi Nasional Melayu Bersatu atau UMNO, yang merupakan mitra koalisi utama, dan ingin melihat mantan pemimpinnya, Najib, bebas.

Najib dan tim kuasa hukumnya mengklaim bahwa mantan raja mengeluarkan perintah tambahan yang mengizinkan tahanan rumah ketika raja mengurangi setengah hukumannya.

Mereka mengatakan Sultan Abdullah Ahmad dari negara bagian Pahang memberikan perintah tersebut pada Januari tahun lalu sebelum menyerahkan tugas kepada Sultan Ibrahim Iskandar dari negara bagian Johor di bawah monarki rotasi unik di Malaysia.

Sultan Abdullah belum mengomentari masalah tersebut secara terbuka.

Najib meminta perintah pengadilan pada April untuk memaksa pemerintah memverifikasi dan melaksanakan dugaan perintah dari mantan raja yang mengizinkannya menjadi tahanan rumah.

Pengadilan Tinggi menolak permohonannya pada Juli, mengatakan bahwa permohonan Najib hanya berdasarkan desas-desus, yang mendorongnya untuk mengajukan banding.

Perkembangan terbaru pada Senin dapat memicu kritik lebih lanjut terhadap Anwar, yang naik ke tampuk kekuasaan dua tahun lalu, di mana ia mengampanyekan pemerintahan anti-korupsi.

Najib, yang masih diadili atas dugaan kejahatan terkait 1MDB lainnya, dibebaskan pada November dari kasus 1MDB yang terpisah. Keputusan ini menimbulkan kritik dari kelompok pro-reformis Bersih.

Media lokal melaporkan ada ribuan pendukung Najib di luar gedung pengadilan pada Senin. Ini menunjukkan bahwa Najib tetap populer di kalangan mayoritas Melayu di negara Asia Tenggara tersebut.

Istana negara mengatakan pada Jumat bahwa setiap tahanan yang mencari pengampunan atau pengurangan hukuman harus mengajukan permohonan kepada Dewan Pengampunan yang diketuai oleh raja saat ini untuk pertemuan berikutnya. Najib sebelumnya mengatakan ia "secara serius berpikir" untuk mengajukan permohonan pengampunan penuh.

Najib telah mendekam di penjara sejak Agustus 2022 setelah dinyatakan bersalah atas korupsi saat ia masih berkuasa dan memimpin dewan penasihat 1Malaysia Development Bhd (1MDB). Dia dituduh mentransfer 42 juta ringgit (US$9,3 juta) dari anak perusahaan 1MDB ke rekening pribadinya antara tahun 2014 dan 2015.

Pengadilan Malaysia secara terpisah membebaskan Najib dari salah satu kasus 1MDB pada November setelah jaksa penuntut umum tidak bisa memberikan dokumen terkait persidangan kepada tim pembela.

Sebulan sebelumnya, politikus berusia 71 tahun itu mengajukan pembelaan atas empat dakwaan lainnya, yakni penyalahgunaan jabatannya untuk memperoleh 2,3 miliar ringgit dana 1MDB dan 21 dakwaan pencucian uang.

Najib membantah melakukan kesalahan, mengatakan bahwa ia yakin dana yang masuk ke rekening bank pribadinya adalah sumbangan dari seorang bangsawan Arab Saudi.

(bbn)

No more pages