“Misalnya kalau di tempat saya di Lampung tuh, orang sukanya makan ikan. Ya kan? Tempek tahu buat orang Lampung mungkin nomor dua, gitu ya. Tapi di Jawa mungkin perlu telur, tempe, dan tahu. Tapi kalau di Kalimantan mungkin lain lagi. Itu sudah dipelajari betul oleh Badan Gizi,” klaim Zulhas.
Sebelumnya, Juru Bicara Kantor Komunikasi Presiden (Jubir KKP) mengungkapkan tidak wajib ada susu di setiap menu MBG. Pemerintah menerapkan standar gizi minimum pada setiap makanan yang disajikan kepada siswa sekolah, dengan atau tanpa susu.
Jubir KKP Dedek Prayudi menjelaskan, standar gizi dihitung berdasarkan nilai kalori minimum 600-700 kalori dari setiap makanan yang disajikan kepada siswa sekolah.
"Itu yang menjadi standar. Tidak ada standar menu. Ada anak yang phobia nasi, diganti kentang. Ini menegaskan tidak ada standar menu, termasuk susu," kata Dedek, disela-sela kunjungan ke sekolah Yayasan Sekart Laut Pelni, Senin (6/1/2025).
Dedek menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan protein, menu bisa berubah setiap hari. Ia mencontohkan, untuk menu hari ini disediakan tahu dan dada ayam untuk memenuhi kebutuhan protein siswa sekolah, besok menu yang disajikan bisa berubah.
"Bisa saja besok diganti susu (ayam dan tahu), besok bisa saham ayamnya besok bukan dada tapi sayap dan ditambah susu. Sekali lagi ya, tidak ada standar menu yang ada adalah standar gizi," jelas Dedek.
(ain)
