“Kita harus menyeimbangkan hulu dan hilir. Kalau maunya kita semua harga di petani maunya setinggi-tingginya, tapi nanti berasnya harganya lebih tinggi lagi, inflasi-daya beli juga harus dipertimbangkan. Jadi harus wajar dihulu dan dihilir,” ucap Arief.
Meskipun HPP gabah naik, namun Arief mengklaim hingga saat ini masih belum terdapat wacana kenaikan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras. Arief menegaskan hingga saat ini HET beras masih berada di angka Rp14.900/kg.
“HET belum ada diskusi kenaikan HET, kan kemarin harga gabah rangenya diatas Rp6.000 ke Rp7.000, jadi maksud saya dengan harga HET Rp14.900 hari ini, masih Rp14.900,” tegas Arief.
Sebagai informasi, HPP untuk gabah di tingkat petani terakhir kali mengalami kenaikan pada Juni 2024 lalu. Kala itu, HPP gabah di tingkat petani dinaikan dari Rp500 per kilo gram menjadi Rp6.000/kg.
Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 4 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas Perbadan 6 Tahun 2023 mengenai Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.
(ain)