Logo Bloomberg Technoz

Rupee, misalnya, terjatuh ke level terlemah sepanjang masa dan menyeret indeks pengukur mata uang Asia Bloomberg ke level terendah dalam dua dekade terakhir.

Yuan juga terperosok bahkan ketika bank sentral China (PBOC) menetapkan kurs referensi di posisi lebih kuat hari ini.

Analis Barclays menyebut, yuan Tiongkok diperkirakan akan melemah akibat tekanan ekonomi global begitu kebijakan tarif Donald Trump diterapkan hingga 60%.

Yuan diprediksi bisa melemah hingga melampaui 8,4 per dolar AS, menurut analis Barclays Mitul Kotecha dan Lemon Zhang, dilansir dari Bloomberg.

Kejatuhan dua mata uang negara besar di Asia itu berdampak pada pergerakan valuta di regional hari ini. Baht memimpin pelemahan dengan kemorosotan nilai 0,52%, disusul ringgit 0,38%, yen 0,25%, peso 0,14%.

Yuan Tiongkok melemah 0,11%, rupee 0,06% dan rupiah 0,03%.

Di kelompok lain mata uang Asia, terpantau won masih menguat hingga 0,34%, lalu dolar Taiwan 0,16%, dolar Singapura 0,09%, dolar Hong Kong dan yuan offshore  menguat tipis 0,05%.

Saham dan SUN tertekan

Pelemahan rupiah juga sulit dihindari karena di pasar keuangan domestik, terlihat investor banyak melakukan aksi jual baik di saham maupun surat utang.

Indeks saham, IHSG, yang tadi pagi sebenarnya dibuka menguat, sampai pukul 14:35 WIB berbalik melemah hingga terlempar lagi ke kisaran 7.092.

Adapun di pasar surat utang negara, hingga sesi tengah hari tadi, harganya juga tertekan. Indikasinya, terjadi kenaikan tingkat imbal hasil yang diminta oleh para investor.

SUN tenor 10Y naik 3,3 bps ke 7,03%, sedangkan tenor 30Y bergerak sedikit di 7,04%. Sementara tenor 2Y sedikit turun ke 6,99%.

Selisih yield tenor 2Y dan 10Y kini sebanyak 7,5 bps. Sedangkan premi risiko investasi RI, tercermin dari pergerakan Credit Default Swap (CDS) tenor 5 tahun naik ke 78,4 bps.

Data yang dilansir oleh Kementerian Keuangan RI menunjukkan, animo asing di Surat Berharga Negara (SBN) melemah pada 2024. Nilai kepemilikan asing di SBN selama tahun lalu hanya bertambah Rp37,48 triliun menjadi sebesar Rp879,53 triliun.

Itu menjadi penambahan terkecil sejak 2011, di luar periode pandemi 2020-2021 dan periode inflasi tinggi 2022 silam ketika posisi asing di SBN terkontraksi luar biasa.

Pertumbuhan dana asing di SBN yang melambat dengan kenaikan terendah sejak 2011 itu, ditengarai karena nonresiden mengalihkan dana mereka ke aset rupiah tenor pendek seperti Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Pada 2024, asing membukukan net buy di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), sebesar Rp161,99 triliun.

SRBI memberikan imbal hasil lebih menarik karena lebih tinggi melampaui SBN di tenor yang sama, bahkan lebih tinggi dibandingkan surat utang RI tenor panjang.

SRBI tenornya maksimal hanya 12 bulan akan tetapi memberikan yield melampaui imbal hasil SUN tenor terpanjang.

Selama 2024, bunga diskonto SRBI tenor terfavorit yakni 12 bulan, rata-rata berada di kisaran 7,16%. Bahkan yield-nya pernah menyentuh level tertinggi pada 8 Mei lalu di 7,53%.

(rui)

No more pages