Kedua, MIND ID melalui PT Inalum merencanakan pembangunan smelter aluminium baru di Kuala Tanjung. Dengan kapasitas produksi 600.000ton aluminium per tahun, proyek ini diharapkan memperkuat rantai pasok industri aluminium nasional.
Ketiga, pengembangan proyek nikel di Halmahera Timur, yang mencakup pembangunan smelter berbasis rotary kiln-electric furnace (RKEF) untuk memproduksi nikel serta fasilitas smelter berbasis high-pressure acid leach (HPAL) untuk bahan baku baterai kendaraan listrik.
“Kapasitas produksi RKEF akan ditingkatkan menjadi 88.000 ton nikel, sedangkan HPAL ditargetkan mencapai 55.000 ton mixed hydroxide precipitate [MHP]," kata Heri.
Keempat, melanjutkan pembangunan smelter tembaga dan pemurnian logam mulia atau precious metal refinery (PMR) di Gresik, Jawa Timur. Proyek ini direncanakan mulai beroperasi dan ramp-up produksi pada akhir kuartal III-2025.
Kelima, pengembangan infrastruktur batu bara di Tanjung Enim, Sumatra Selatan.
“Melalui PT Bukit Asam [Persero] Tbk [PTBA], kami sedang menjalin kemitraan strategis dengan PT Kereta Api Indonesia [KAI] serta memanfaatkan jalur sungai untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan batu bara dari lokasi tambang dengan kapasitas 20 juta ton per tahun.
(wdh)