Namun menariknya, terdapat isi sejumlah wadah makan yang dibagikan kepada anak-anak SD tersebut tidak lengkap menunya, salah satunya tidak ada nasi atau lauk yang masuk ke dalam wadah makanan tersebut.
Terkait dengan hal tersebut, Meutya memastikan bahwa hal tersebut hanya permasalahan teknis atau human error.
“Saya pastikan ini hanya masalah lupa nanti jadi perbaiki…Satu SPPG itu menyiapkan untuk kurang lebih 4.000-5.000 pemanfaat, dan mungkin kasus seperti itu hanya sangat kecil. Satu-dua saja,” tegasnya.
Di samping itu, tidak ada susu yang terlihat menjadi pendamping menu makan bergizi gratis tersebut. Namun, pihak penanggung jawab SPPG, Dandim 0508/Depok, Letnan Kolonel Inf Iman Widhiarto, menyebut keperluan untuk susu anak-anak kemungkinan hanya dua kali dalam seminggu.
"Susu dua hari sekali, kita nggak tahu ya, nanti apakah susunya dari [ikan] atau sapi, kita juga nggak tahu," kata Iman.
Adapun salah seorang murid SDN 05 Cilangkap Rizki berkomentar atas proyek MBG yang resmi dimulai pada 6 Januari 2025. “Senang, [karena] biasanya nggak bawa bekal soalnya.”
Senada dengan Rizki, salah seorang murid kelas 2 SD, SDN 03 Cilangkap Faqih juga merasa senang dengan adanya menu makan bergizi gratis. “Suka [makanannya].”
Sebagai catatan, kurang lebih total sebanyak 26 wilayah dari total 38 provinsi yang telah tercatat memiliki SPPG siap beroperasi pada tahap awal ini. Provinsi tersebut mulai dari Aceh, Bali, Banten, DIY, Jakarta, Gorontalo, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Selanjutnya, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Lampung, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Papua Selatan, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatra Barat dan Sumatra Utara.
Adapun tiga besar wilayah yang pada tahap awal ini memiliki SPPG terbanyak adalah Jawa Barat dengan kurang lebih 56 titik dan Jawa Tengah 40 titik.
(wep)