Logo Bloomberg Technoz

Penerimaan Pajak 2024 Meleset, PPN & PPh Buruh Jadi Penopang

Dovana Hasiana
06 January 2025 13:30

Menkeu Sri Mulyani bertemu dengan Prabowo Subianto di Kertanegara, Senin (14/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)
Menkeu Sri Mulyani bertemu dengan Prabowo Subianto di Kertanegara, Senin (14/10/2024). (Bloomberg Technoz/Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kementerian Keuangan melaporkan total penerimaan pajak sepanjang 2024 tercatat Rp1.932,4 triliun. Angka ini lebih rendah atau hanya 97,2% dari target penerimaan pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang sebesar Rp1.988,9 triliun.

Kendati demikian, kinerja penerimaan 2024 tumbuh 3,5% dibanding kinerja penerimaan pajak periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), yakni Rp1.869,2 triliun.

"Pertumbuhan didorong oleh pertumbuhan dari jenis penerimaan pajak utama, seperti PPh (pajak penghasilan) Non-migas misalnya pasal 21 dan pajak final serta PPN (pajak pertambahan nilai) dan PPnBM (pajak penjualan atas barang mewah)," ujar Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu dalam Konferensi Pers APBN 2024, Senin (6/1/2025). 

Rinciannya, penerimaan PPh nonmigas pada 2024 tercatat Rp997,6 triliun atau naik 0,5% dibanding penerimaan PPh nonmigas 2023 yang sebesar Rp992,3 trilun. Sebaliknya, penerimaan PPh migas 2024 tercatat Rp65,1 triliun atau merosot 5,3% dibanding tahun sebelumnya, yakni Rp68,8 triliun.

Sementara itu, penerimaan PPN-PPnBM pada 2024 tercatat Rp828,5 triliun atau melonjak 8,6% dari penerimaan tahun sebelumnya, Rp762,9 triliun. Sama seperti kinerja PPN-PPnBM, penerimaan PPh Pasal 21 untuk Orang Pribadi juga melonjak 21,1% menjadi Rp243,8 triliun dari sebelumnya Rp201,3 triliun.