Kemudian saham-saham yang melemah dalam dan menjadi top losers di antaranya saham PT SAP Express Tbk (SAPX) yang anjlok 24,8%, saham PT MPX Logistics International Tbk (MPXL) yang jatuh 20,4%, dan saham PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO) yang ambruk 19%.
Bursa Saham Asia lainnya justru menguat. i.a. Weighted Index (Taiwan), KOSPI (Korea Selatan), Straits Time (Singapura), PSEI (Filipina), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), CSI 300 (China), dan SENSEX (India), yang berhasil menguat dengan laju masing-masing 2,55%, 1,91%, 0,30%, 0,16%, 0,13%, 0,05%, dan 0,02%.
Di sisi berseberangan, NIKKEI 225 (Tokyo), TOPIX (Jepang), Hang Seng (Hong Kong), SETI (Thailand), Shanghai Composite (China), KLCI (Malaysia), dan Shenzhen Comp. (China), yang tertekan masing-masing 1,61%, 1,21%, 0,37%, 0,24%, 0,23%, 0,20%, dan 0,11%.
Jadi, IHSG adalah indeks dengan pelemahan ketiga di Asia, bersanding dengan Bursa Saham Jepang.
Sentimen yang menggerakkan indeks dalam negeri hari ini datang dari dalam negeri, lantaran hampir seluruh realisasi makro ekonomi sepanjang tahun lalu tidak sesuai dengan target asumsi dasar makro ekonomi yang tercantum dalam APBN 2024.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, realisasi pertumbuhan ekonomi RI di sepanjang 2024 berpotensi akan berada di level 5%, atau lebih rendah dari asumsi makro ekonomi yang ditargetkan berada di angka 5,2%.
“Realisasi kuartal IV belum terbit, kami estimasi masih ada di kisaran 5%, sehingga keseluruhan tahun kami perkirakan masih di 5%. Target APBN 2024 didesain dengan pertumbuhan ekonomi 2024 sebesar 5,2%,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN 2024, Senin (6/1/2025).
Selanjutnya, realisasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp16.162/US$. Angka ini jauh melemah dibanding asumsi nilai tukar rupiah yang semula dipatok kokoh di level Rp15.000/US$.
Sri Mulyani berdalih nilai tukar rupiah mengalami tekanan karena adanya faktor global, termasuk kebijakan Bank Sentral AS, yakni pergerakan suku bunga acuan Federal Reserve yang membuat indeks dolar menguat serta membuat aliran modal asing keluar dari Indonesia (capital outflow).
Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 adalah kisaran 5%. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai ini merupakan catatan yang positif di tengah situasi dunia yang tidak baik-baik saja.
“Growth masih terjaga. Kami perkirakan tetap terjaga di sekitar 5%,” ungkap Sri Mulyani dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Senin (6/1/2025).
Jika terwujud, maka pertumbuhan ekonomi Tanah Air akan melambat dibandingkan 2023 yang sebesar 5,05%. Ini juga akan menjadi yang terendah sejak 2021, di mana kala itu Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh 3,69%.
(fad)