IHSG ditutup positif di level 7.164 atau menguat 1,82% dalam seminggu pada akhir perdagangan, Jumat, 3 Januari 2025.
Jika melihat dari teknikal IHSG menggunakan time frame weekly, IHSG berpotensi untuk menguat hingga level 7.290-7.300 yang merupakan area resistance dan juga indikator EMA21 weekly.
Secara garis besar, apabila IHSG mampu menguat ke level tersebut dan berhasil bertahan, maka IHSG berpotensi untuk naik hingga level 7.500. Jika ini terjadi, maka IHSG berhasil keluar dari downtrend yang sudah berlangsung sejak September 2024.
"Namun, apabila IHSG hanya mampu menguat ke level 7.290-7.300 dan mengalami pantulan maka IHSG masih melanjutkan trend penurunannya yang terjadi sejak September silam," kata Dimas, Senin (6/1/2025).
Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan, terbatasnya pengenaan tarif PPN 12% sejatinya cukup menjadi sentimen positif. Ini menunjukkan pemerintah masih menjaga daya beli masyarakat.
Selain itu, stimulus ekonomi sebesar Rp265 triliun yang berlanjut diharapkan mampu menopang daya beli dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Peningkatan PMI Indonesia dari 49,6 menjadi 51,2 pada Desember juga menunjukkan ekspansi di sektor manufaktur, menambah optimisme pasar.
"Namun, tantangan dari luar negeri, seperti kebijakan The Fed yang hati-hati dalam menurunkan suku bunga dan potensi ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok di bawah kepemimpinan Donald Trump, dapat mempengaruhi pergerakan IHSG," jelas Hendra.
"Perlambatan ekonomi Tiongkok juga menjadi perhatian, mengingat Indonesia adalah salah satu eksportir terbesar ke negara tersebut. Dengan kondisi ini, peluang terjadinya January Effect tetap ada, didukung oleh sentimen positif domestik, meskipun investor harus tetap waspada terhadap risiko global."
Di momen saat ini, Hendra menjagokan saham JPFA, MAPI, ICBP dan SCMA. Target harganya masing-masing ada di Rp2.000/saham, Rp1.600/saham, Rp12.000/saham dan Rp199/saham.
JPFA diharapkan mendapatkan dukungan dari stabilitas daya beli masyarakat, sementara MAPI dapat memanfaatkan dorongan konsumsi dari stimulus ekonomi.
ICBP akan diuntungkan oleh permintaan yang kuat di pasar domestik, dan SCMA memiliki potensi peningkatan belanja iklan dengan stabilitas ekonomi yang terjaga.
"Rekomendasi ini memberikan pandangan positif terhadap sektor-sektor yang dapat tumbuh di tengah kebijakan yang mendukung dan sentimen pasar yang membaik," kata Hendra.
(dhf/dba)