Logo Bloomberg Technoz

"Di Indonesia, inflasi volatile foods meningkat. Inflasi semester I sudah 3,1% karena volatile foods," papar Sri Mulyani.

Di sektor keuangan, lanjut Bendahara Negara, bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve memberi sinyal bahwa penurunan suku bunga acuan mungkin tertunda atau lebih kecil dari perkiraan semula. Akibatnya, terjadi aliran modal keluar yang menekan nilai tukar rupiah. Pada Juni, rupiah mencapai Rp 16.421/US$.

"Capital outflow juga menekan pasar SBN (Surat Berharga Negara). Yield (imbal hasil) pada April-Juni mencapai 7,2% untuk tenor 10 tahun. Padahal Desember 2023, yield masih 6,5%. Kenaikannya hampir 700 basis poin," jelasnya.

Pada semester II, Sri Mulyani bilang, perbaikan mulai terjadi. Tekanan kenaikan harga minyak mereda, meski eskalasi di Timur Tengah masih tinggi. Harga komoditas andalan ekspopr Indonesia seperti batu bara, nikel, dan minyak sawit mentah (CPO) pun mulai pulih, bahkan sebagian mengalami kenaikan.

"Tekanan terhadap yield juga mereda, pada Desember sekitar 7%. Nilai tukar rupiah menguat ke Rp 16.162/US$," tuturnya.

(aji)

No more pages