Belanja Investor Asing di Surat Utang RI Terendah Sejak 2011
Ruisa Khoiriyah
06 January 2025 13:00
Bloomberg Technoz, Jakarta - Kinerja pasar domestik sepanjang tahun ini kurang menggembirakan bila menilik capaian pertumbuhan indeks saham dan surat utang. Pelemahan rupiah yang membukukan kemerosotan nilai hingga 4,38% sepanjang tahun lalu menjadi salah satu faktor yang membuat daya tarik berinvestasi di pasar keuangan Indonesia, jadi lebih berisiko.
Para pemodal asing terindikasi mengurangi penempatan aset di instrumen-instrumen investasi portofolio berdenominasi rupiah. Nilai pembelian asing pada 2024 di pasar surat utang negara (SBN), misalnya, menjadi yang terkecil sejak 2011 di luar periode pandemi 2020-2021 dan guncangan inflasi global pada 2022.
Investor asing terindikasi banyak mengalihkan sebagian besar dana mereka di aset-aset tenor pendek yang masih memberikan imbal hasil atraktif. Itu terjadi seiring peningkatan risiko pasar yang bersumber dari kian tingginya ketidakpastian ekonomi global, terutama menyangkut apa yang terjadi di Amerika Serikat (AS), negara dengan ukuran ekonomi terbesar di dunia saat ini.
Kemenangan Donald Trump sebagai Presiden AS yang menggelorakan lagi risiko Perang Dagang 2.0, ancaman kebangkitan inflasi di AS, fragmentasi perdagangan global serta prospek bunga acuan menjadi faktor-faktor utama yang membuat pemodal global mengurangi posisi di pasar negara berkembang (emerging market) termasuk Indonesia.
Mengacu laporan Bank Indonesia, sepanjang tahun 2024 lalu, investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (net buy) di pasar SBN cuma senilai Rp34,59 triliun. Bandingkan dengan tahun 2023 di mana pemodal nonresiden membukukan nilai belanja bersih di SBN sebesar Rp80,45 triliun.