Logo Bloomberg Technoz

Pasar secara relatif masih menghadapi ketidakpastian pasar, selain soal suku bunga juga pelantikan Presiden Donald Trump yang dijadwalkan pada 20 Januari, jelas analis Ajaib Kripto, Panji Yudha.

Dukungan industri kripto atas kemenangan Trump tampak lewat aksi donasi leih dari US$130 juta ke dalam kampanye mantan Presiden AS itu. Trump mencoba meraih simpati dari para produkung kripto dan berjanji membuat aturan yang lebih longgar dibandingkan pemerintahan sebelumnya.

Sosok-sosok kunci telah disampaikan Trump, menegaskan keberpihakannya pada industri aset digital, termasuk Howard Lutnick dari Cantor Fitzgerald LP sebagai sekretaris Perdagangan dan Paul Atkins untuk memimpin Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).

Juga, Elon Musk yang memimpin lembaga non struktural Department of Government Efficiency (DOGE), bersama Vivek Ramaswamy. Trump ingin D.O.G.E. (ticker yang sama untuk koin meme favorit Musk, DOGE) menurunkan defisit anggaran federal. 

D.O.G.E. diharapkan dapat “memangkas peraturan yang berlebihan, memangkas pengeluaran yang sia-sia, dan merestrukturisasi Badan-badan Federal,” kata Donald Trump.

Dukungan perbankan diperlukan dalam mendorong perkembangan Bitcoin, seperti disampaikan salah satu pendiri BitMEX, Arthur Hayes, namun diperlukan serangkaian perubahan aturan.

Ia menyarankan  jika bank-bank AS menerima pengecualian dari aturan rasio leverage tambahan (supplementary leverage ratio/SLR), dimana hal ini dapat meningkatkan likuiditas pasar, yang secara signifikan meningkatkan nilai Bitcoin, dilansir dari Benzinga, Senin (6/1/2025).

Emas vs Bitoin

Kenaikannya masih lebih ‘premium’ dibandingkan investasi emas batangan. Investor biasanya mencari keamanan dalam bentuk emas batangan pada saat ketidakpastian politik dan ekonomi.

Kini investor relatif melepas kepemilikan di ETF emas dalam empat tahun berturut-turut dengan kondisi dolar AS yang tampak makin kuat usai kemenangan Donald Trump melawan Kamala Harris.

Aksi jual ETF terjadi karena karena investor mengalihkan dana ke tempat lain, termasuk ekuitas dan Bitcoin, dilaporkan Bloomberg News.

Pembelian ETF emas dalam jumlah besar terjadi selama periode pandemi, dan mulai menjualnya dua tahun kemudian ketika bank sentral AS mulai menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi. Suku bunga yang lebih tinggi membuat emas batangan kurang menarik karena tidak menghasilkan bunga.

Episode pertarungan emas vs bitcoin di 2025 bisa Ada saksikan di sini.


(prc/wep)

No more pages