Logo Bloomberg Technoz

Pagi ini, pelaku pasar akan mencermati konferensi pers Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati yang akan memaparkan kinerja tutup buku APBN 2024. 

Dari pasar global, pasar akan mencermati data PMI Caixin China yang akan memberikan gambaran perkembangan pemulihan ekonomi di Negeri Panda.

Zona Euro juga akan merilis data aktivitas manufaktur yang dicermati oleh pasar disusul oleh data manufaktur AS dan pemesanan pabrik di Negeri Paman Sam.

Hari ini, Pemerintah RI memulai pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ditaksir menelan belanja Rp71 triliun untuk tahap awal, yang menyasar sekitar 19 juta anak sekolah di 26 wilayah dari total 38 provinsi.

Rupiah pada pekan lalu ditutup di level Rp16.190/US$ setelah Bank Indonesia banyak mengintervensi tekanan di pasar akibat lonjakan indeks dolar AS dan pelemahan euro di pasar global.

Animo pasar terlihat baru kembali di pasar saham. Mengacu laporan Bank Indonesia, pada perdagangan pertama pada tahun 2025 atau pada 2 Januari, para pemodal asing membukukan posisi beli bersih di pasar saham senilai Rp560 miliar. Namun, di pasar Surat Berharga Negara dan Sekuritas Rupiah (SRBI), asing masih mencatat jual bersih masing-masing Rp200 miliar dan Rp280 miliar.

Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen hingga 31 Desember lalu, asing membukukan pembelian bersih terbanyak di SRBI dengan nilai mencapai Rp161,99 triliun, lalu di SBN sebesar Rp34,59 triliun dan pasar saham Rp15,74 triliun.

Dalam lelang SRBI Jumat pekan lalu, terlihat animo investor kembali bangkit. Nilai penawaran masuk dalam lelang melonjak 241% mencapai Rp54,4 triliun.

Para peserta lelang juga meminta yield lebih rendah ketimbang lelang sebelumnya. Untuk seri favorit SRBI-12 bulan, yield rata-rata diminta (Weighted Average Bidding Rate) turun ke kisaran 7,29%. Padahal dalam lelang sebelumnya, permintaan bunga dari peserta lelang mencapai 7,36%.

Minat yang tinggi dalam lelang perdana SRBI di tahun yang baru, ditambah permintaan yield yang lebih rendah, memberi keleluasaan bagi Bank Indonesia dalam menetapkan yield pemenang.

Tercatat, untuk pertama kalinya sejak 8 November, tingkat bunga diskonto SRBI diturunkan oleh Bank Indonesia. Untuk SRBI 12 bulan, BI memberikan bunga diskonto sebesar 7,26%, turun dibanding Weighted Average Winner akhir tahun lalu sebesar 7,29%.

(rui)

No more pages