Meski demikian, banyak ekonom memprediksi bank sentral akan melanjutkan penurunan suku bunga utama sebesar 250 basis poin dalam beberapa pertemuan Komite Kebijakan Moneter berikutnya. Pertemuan berikutnya dijadwalkan pada 23 Januari.
Turki telah lama menghadapi salah satu tingkat inflasi tertinggi di dunia, sebagian besar disebabkan oleh kebijakan moneter longgar yang didukung Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, situasi berubah pada pertengahan 2023 ketika bank sentral di bawah kepemimpinan baru mulai menaikkan suku bunga secara signifikan. Inflasi turun dari lebih dari 75% pada Maret lalu.
Erdogan, yang sebelumnya jarang berkomentar tentang kebijakan moneter sejak menyetujui pendekatan yang lebih ortodoks, pada Sabtu mengatakan suku bunga "pasti" akan diturunkan pada 2025.
Pernyataan tersebut berpotensi meningkatkan tekanan terhadap bank sentral untuk melonggarkan kebijakan lebih jauh. Banyak pengusaha Turki mengeluhkan suku bunga yang terlalu tinggi, sementara ekonomi mengalami resesi teknis pada kuartal ketiga.
Pergerakan harga dalam beberapa bulan pertama tahun ini akan menjadi penentu utama sejauh mana pemangkasan suku bunga akan dilakukan. Kebijakan fiskal terbaru mungkin mendukung tujuan bank sentral. Pada akhir Desember, pemerintah menaikkan upah minimum sebesar 30% untuk tahun ini, jauh lebih kecil dibandingkan kenaikan pada 2024.
Data harga yang telah disesuaikan secara musiman, yang juga menjadi perhatian utama pembuat kebijakan, akan dirilis pada Senin (06/01/2025).
(bbn)