"Angka 2,1 berarti perempuan-perempuan hanya akan praktis melahirkan satu anak perempuan rata-rata. Pas sekali satu perempuan meninggal digantikan satu perempuan yang lahir tetapi penduduk masih tambah karena kematian lebih rendah dari kelahiran. Pertambahannya hanya dari panjang usia, untuk amannya memang bisa lebih sedikit dari 2,1," katanya.
Hal ini kata Hasto terjadi karena rata-rata perempuan saat ini di Indonesia punya kecenderungan menikah lebih lama. Sementara BKKBN kata Hasto memang memiliki 2 tugas. Yang pertama adalah menjaga pertumbuhan penduduk seimbang dan yang kedua menjaga kualitas keluarga.
Diketahui resesi seks saat ini tengah menjadi isu di sejumlah negara khususnya negara-negara maju. Hal tersebut terjadi karena banyak faktor termasuk semakin berkurangnya ketertarikan untuk menikah hingga punya anak dan biaya hidup tinggi. Sejumlah negara yang terindikasi mengalami resesi seks antara lain Jepang, Korea Selatan, China, Singapura dan Rusia sebagaimana data pusat statistik masing-masing.
Sementara Jokowi dalam kesempatan itu kembali menegaskan bahwa jumlah penduduk adalah kekuatan sebuah negara. Namun demikian hal itu harus diiringi dengan kemampuan sumber daya manusianya.
"Ingat bahwa yang namanya jumlah penduduk ini menjadi kekutan ekonomi bagi sebuah negara. Tetapi yang paling penting kualitas bayi dan ibu hamil harus diberikan protein diberi ikan, diberi telur," kata Jokowi lagi dalam acara yang juga membahas tentang penurunan stunting itu.
(ezr)
