Logo Bloomberg Technoz

Pada Kuartal II dan III 2024, pertumbuhan konsumsi rumah tangga stagnan di angka 4,91% YoY, di bawah pertumbuhan ekonomi masing-masing sebesar 5,05% dan 4,95% YoY.

"Selain itu, penurunan konsumsi juga terlihat pada Indeks Keyakinan Konsumen [IKK] juga menunjukkan penurunan. Pada Juni 2024, IKK tercatat sebesar 123,3, lebih rendah dari Mei 2024 yang sebesar 125,2," ungkap Tira.

Tira menambahkan pada Juli dan Agustus, IKK sempat mengalami kenaikan tipis yaitu sebesar 123,4 dan 124,4. Namun, pada bulan selanjutnya IKK mengalami penurunan kembali yaitu September sebesar 123,5 dan Oktober sebesar 121,1.

Dalam survei konsumen BI tersebut terungkap, masyarakat dengan pengeluaran Rp3,1 hingga Rp4 juta menjadi kelompok yang mengalami penurunan IKK paling dalam pada bulan Oktober, yakni 5,7 poin.

Kemudian, disusul kelompok pengeluaran Rp4,1 hingga Rp5 juta yang mengalami penurunan 1,9 poin. Kelompok pengeluaran Rp2,1 hingga Rp3 juta juga turun 1,2 poin.

"Apabila dilihat berdasarkan jumlah pengeluaran, maka kelompok kelas menengah menjadi kelompok yang paling merosot keyakinannya," papar Tira.

Rendahnya konsumsi dan daya beli ini disebabkan oleh fenomena menurunnya jumlah kelas menengah yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kelas menengah berperan dalam mendorong konsumsi domestik yang lebih tinggi karena mereka memiliki kecenderungan konsumsi yang lebih tinggi dari kelas atas dan memiliki pendapatan yang lebih besar dari kelas bawah," tutur Tira.

Selain itu adanya ketidakpastian ekonomi dan kebijakan dari pemerintah, membuat pelaku ekonomi, baik individu atau bisnis, mengambil sikap "wait and see".

"Para pelaku usaha dan masyarakat menahan diri untuk berinvestasi dan melakukan pengeluaran konsumsi yang besar sampai ada kejelasan mengenai kebijakan Pemerintah," Ujar Tira.

Dalam situasi ketidakpastian, masyarakat enggan untuk melakukan risk taking, yang akhirnya memperlambat pertumbuhan ekonomi. Situasi ini juga membuat pelaku ekonomi menunda keputusan karena fenomena loss aversion (menghindari kerugian).

"Pada fenomena kebijakan kenaikan PPN 12%. Masyarakat telah mengambil ancang-ancang menahan konsumsi dan bersiap diri menghadapi kenaikan PPN ini," beber Tira.

Walaupun pada akhirnya, kebijakan ini dibatalkan. Sikap pemerintah yang berubah-ubah dalam mengambil keputusan sangat berdampak terhadap dinamika perekonomian.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan tingkat inflasi Desember 2024 sebesar 1,57% (year-to-date/ytd), yang merupakan inflasi terendah sepanjang sejarah di Indonesia, utamanya terjadi karena penurunan harga pangan pokok.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menggarisbawahi harga pangan pokok mengalami penurunan setelah sempat naik pada 2022 dan 2023.

"Rendahnya inflasi pada 2024 disebabkan oleh sejumlah faktor, tetapi melandainya harga pangan pokok setelah sempat naik pada 2022 dan 2023 bisa dikatakan menjadi faktor utama," ujar Pudji dalam Konferensi Pers Indeks Harga Konsumsi (IHK) Desember 2024, Kamis (2/1/2025). 

Mengutip data Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga sejumlah bahan pangan turun. Pada Desember, rata-rata harga cabai merah keriting adalah Rp 35.440/kg. Ambruk 44,93% dibandingkan Desember tahun lalu.

Kemudian rerata harga cabai rawit merah bulan ini adalah Rp 43.510/kg. Berkurang  48,51% ketimbang periode yang sama tahun lalu.

Lalu, harga tepung terigu curah pada Desember ada di Rp 10.110/kg. Turun 6,93% dari posisi Desember 2023.

Begitu pula harga ikan tongkol, yang pada Desember ini rata-ratanya adalah Rp 31.760/kg. Terpangkas 4,16% dalam setahun.

Sementara harga ikan bandeng pada Desember adalah Rp 33.640/kg. Turun tipis 0,97% dibandingkan Desember tahun lalu.

(dov/lav)

No more pages