Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panja Haji DPR Abdul Wahid mengatakan, salah satu komponen yang membuat biaya haji mahal adalah biaya penerbangan.
Hal tersebut, kata dia, juga tecermin dari komponan biaya haji pada 2024 lalu yang telah dipatok sekitar Rp 93,4 juta. Sekitar 30% atau Rp33 juta berasal dari komponen penerbangan.
"Salah satu biaya yang menjadi beban berat adalah penerbangan, Rp33 juta, 30%-nya. Jadi kalau ini bisa turun, luar biasa," ujar Abdul.
Saat ini pemerintah melalui Kementeian Agama (Kemenag) telah mengusulkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) sebesar Rp93.389.684,99.
Usulan tersebut nyatanya hanya turun sebesar Rp20 ribu dari BPIH yang ditetapkan pada haji tahun sebelumnya yang sebesar Rp93.410.286.
Dari jumlah tersebut, Menag mengusulkan biaya yang dibebankan kepada jemaah (Bipih) sebesar Rp65 juta.
Beban jemaah tersebut dihitung dari usulan Menag yang membagi porsi 70:30 antara Bipih (biaya ditanggung jemaah) dan nilai manfaat yang dikelola Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Pada haji tahun lalu, pembagian porsi pembayaran 60:40.
"Saya terus terang kaget dan kecewa. Lebih murah judulnya Rp20 ribu," ujar anggota Komisi VIII Fraksi PKB, Mahdalena. "Ini bukan turun, tapi naik," tegas dia.
(wep)