Logo Bloomberg Technoz

“Penurunan ini diperparah oleh arus keluar bersih dari ETF Bitcoin Spot di Amerika Serikat, yang mencapai US$387,54 miliar selama pekan lalu. Ketidakpastian mengenai kebijakan suku bunga Federal Reserve menjelang 2025 juga menjadi sentimen negatif, terutama setelah Bank Sentral AS menyatakan akan menunda pemangkasan suku bunga hingga setidaknya Maret,” papar Panji.

Grafik Harga Bitcoin Secara Tahunan (Bloomberg)

Selain itu, pelantikan Presiden Donald Trump yang dijadwalkan pada 20 Januari menambah ketidakpastian pasar.

Mencermati harganya, Bitcoin sedang melandai dari level tertingginya (All Time High/ATH) di angka US$108.000 yang dicapai pada Desember 2024, lalu melandai ke posisi saat ini US$96.607 pada Kamis (2/11/2025) hari pukul 18.00 WIB.

Sementara secara tahunan (Year-on-Year/YoY), kenaikan Bitcoin mencapai 124% point-to-point.

Michael Saylor, pendiri MicroStrategy, mengumumkan Perusahaannya saat ini sudah memiliki total kepemilikan 446.400 BTC. Berdasarkan laporan kepada US Securities and Exchange Commission pada Senin, MicroStrategy membeli 2.138 Bitcoin senilai US$209 juta pada periode 23–29 Desember dengan harga rata-rata sekitar US$97.837 per koin. Langkah ini dilakukan di tengah penurunan harga Bitcoin.

“Strategi ini menunjukkan komitmen MicroStrategy dalam mengakumulasi Bitcoin secara besar-besaran, bahkan saat pasar mengalami gejolak. Pembelian terbaru ini juga menjadi sinyal penting akan potensi dukungan institusional terhadap Bitcoin, sekaligus mempertegas keyakinan perusahaan terhadap Aset Kripto tersebut,” kata Panji.

Prospek Bitcoin Untuk Januari 2025

Panji menyebut, sentimen pasar tetap positif berkat performa kuat di Q4–2024. Dengan latar belakang ini, Bitcoin dan Ethereum berpotensi untuk mencatatkan pertumbuhan lebih lanjut di awal 2025, didukung oleh aktivitas opsi yang meningkat dan optimisme pasar.

Ditambah lagi jika Bitcoin mampu bertahan di level support US$91.000 dan US$85.000, peluang untuk kembali menguji level US$100.000 pada Januari 2025 tetap dan sangat terbuka lebar.

Berdasarkan data historis, Januari menjadi salah satu bulan yang positif untuk Bitcoin. Data dari CoinGlass menunjukkan bahwa rata-rata harga Bitcoin di bulan Januari menguat mencapai 3,35% sejak 2013, dengan lonjakan Kuartal pertama rata-rata menyentuh kenaikan 57%.

Momen terbaiknya Bitcoin terjadi pada tahun 2023 lalu, Bitcoin menutup bulan Januari dengan kenaikan tertinggi hampir 40%.

Memasuki 2025, pasar Aset Kripto menghadapi awal yang menarik dengan fokus pada tren historis dan potensi penguatan harga. Sentimen Bullish yang didukung oleh aktivitas institusional seperti MicroStrategy dapat menjadi fondasi bagi pasar untuk memulai tahun baru dengan optimisme

“Level support di kisaran US$90.000 hingga US$85.000 menjadi area krusial untuk Bitcoin, tidak hanya untuk stabilitasnya tetapi juga untuk mendukung kembalinya minat pada Altcoin,” optimisnya.

Bitcoin Mulai Rebound (Bloomberg)

Namun, Panji mengingatkan di riset terpisah, performa Januari biasanya mengikuti tren pasar yang lebih luas. Di masa bear market, seperti 2018 dan 2022, tekanan jual sering berlanjut. Namun, di fase pemulihan seperti 2023, Januari justru menunjukkan performa positif. Hal ini mengindikasikan bahwa kondisi makro ekonomi dan tren pasar lebih berpengaruh terhadap pergerakan Bitcoin dibandingkan siklus pemilu.

Adapun, berdasarkan analisis historis, bulan Januari cenderung mencerminkan arah tren pasar Bitcoin di tahun tersebut. Bagi para investor, memahami pola ini dapat membantu mengantisipasi pergerakan harga dan mengambil keputusan investasi yang lebih strategis.

Dengan pasar yang terus berkembang dan Bitcoin mempertahankan posisi sebagai aset digital utama, Januari 2025 akan menjadi momen penting untuk melihat apakah pola historis ini terus berlanjut.

“Kita dapat melihat bagaimana pola harga di bulan Januari memberikan wawasan penting tentang potensi pergerakan pasar,” jelas Panji.

(fad)

No more pages