Logo Bloomberg Technoz

Sejumlah saham mencatat kenaikan luar biasa dan menjadi top gainers. Di antaranya adalah saham PT Prasidha Aneka Niaga Tbk (PSDN) yang melesat 34,6%, saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) dan saham PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) melesat masing-masing 25,8% dan 24,6% serta saham PT Indo Straits Tbk (PTIS) bertambah 24,4%.

Sedangkan sejumlah saham yang melemah dan menjadi top losers di antaranya saham PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) yang anjlok 25%, saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) jatuh 16,7%, dan saham PT Grand House Mulia Tbk (HOMI) ambruk 10,8%.

IHSG menjadi sedikit dari Bursa Asia yang mampu menguat. Selain IHSG, indeks lain yang finis di jalur hijau adalah Straits Times (Singapura), PSEI (Filipina), dan Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), yang menguat masing-masing 0,35%, 0,33%, dan 0,23%.

Jadi, IHSG adalah indeks dengan penguatan terbaik di Asia dan juga ASEAN.

Sementara Bursa Saham Asia didominasi warna merah. CSI 300 (China), Shanghai Composite (China), Shenzhen Comp. (China), Hang Seng (Hong Kong), SETI (Thailand), TW Weighted Index (Taiwan), KLCI (Malaysia), dan Kospi (Korea Selatan), terpangkas masing-masing 2,91%, 2,66%, 2,57%, 2,18%, 1,45%, 0,88%, 0,58%, dan 0,02%.

Sentimen positif di dalam negeri datang dari Aktivitas Manufaktur Indonesia pada Desember berhasil kembali ke zona ekspansi. Kebangkitan ini terjadi setelah kontraksi 5 bulan berturut-turut.

Pada Kamis pagi tadi, S&P Global melaporkan Aktivitas Manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) di Indonesia pada Desember adalah 51,2. Naik dibandingkan bulan sebelumnya 49,6.

PMI di atas 50 menunjukkan aktivitas manufaktur berada di zona ekspansi. Sebelumnya, PMI manufaktur Tanah Air berada di area kontraksi (di bawah 50) selama 5 bulan beruntun.

“Akibat peningkatan volume produksi dan pemesanan, sektor manufaktur Indonesia kembali positif pada Desember. Di tengah kondisi yang lebih baik, optimisme terhadap masa depan terjaga dan dunia usaha kembali menambah karyawan,” sebut laporan S&P Global.

PMI Manufaktur Indonesia Desember 2024 (Sumber: S&P Global)

Paul Smith, Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence, menyebut sektor manufaktur Ibu Pertiwi mengakhiri 2024 dengan catatan positif. Lebih lanjut, ada harapan bahwa tren positif ini bisa berlanjut seiring stabilitas kondisi makro ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat.

Menyusul sentimen selanjutnya dari dalam negeri, pasar berharap sentimen baik dari keputusan pembatalan kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) jadi 12%, hanya enam jam sebelum jadwal pemberlakuan. 

Berbalik badannya Pemerintah membatalkan kenaikan PPN 12% untuk barang dan jasa umum, diharapkan bisa membantu optimisme sektor ritel dan tidak makin menekan daya beli rumah tangga yang sudah mengisyaratkan pelemahan.

Ekonom menilai kebijakan Pemerintah menaikkan tarif PPN menjadi 12% hanya untuk barang mewah akan berdampak positif bagi ekonomi.

Mencermati Pemerintah putar balik arah kebijakan terkait perpajakan. Terbukti, Presiden Prabowo Subianto memastikan kenaikan tarif pajak PPN menjadi 12% tetap berlaku 1 Januari 2025. Namun, hanya dikenakan pada barang dan jasa mewah yang tercantum dalam kelompok Barang Kena Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM). 

“Objek PPN 12% yang dimaksud ialah komponen yang selama ini menjadi konsumsi masyarakat mampu, misalnya pesawat pribadi, kapal pesiar, kendaraan dan rumah yang sangat mewah,” terang Presiden Prabowo Subianto dalam konferensi pers akhir tahun, Selasa (31/12/2024).

(fad)

No more pages