Aktivitas tersebut dilakukan demi mendukung upaya pemerintah seperti diharapkan Presiden Prabowo bahwa Indonesia harus dapat melaksanakan swasembada energi.
"Karena itu PHR sebagai tulang punggung hulu migas akan tetap berproduksi secara maksimal dan menjadi kontributor utama kebutuhan energi nasional," imbuh Andre.
Sekadar catatan, rata-rata produksi Blok Rokan adalah sekitar 160,5 ribu barel per hari, atau sekitar 24% dari produksi nasional pada akhir Juli 2021, sebelum alih kelola dari Chevron ke Pertamina.
Pada 2023, Blok Rokan berhasil menyalip capaian produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip Blok Cepu yang dioperatori oleh ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL). Menurut SKK Migas, produksi minyak Blok Rokan mencapai 167.000 barel per hari, sedangkan Blok Cepu 140.000 barel per hari per akhir 2023.
Pada medio 2024, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Blok Rokan mampu menyumbang produksi minyak tertinggi di Indonesia yakni sebanyak 161.623 barel per hari.
(mfd/wdh)