Adapun, kuota Pertalite pada 2024 dianggarkan sebanyak 31,6 juta kiloliter (kl), sedangkan Solar sejumlah 19 juta kl. Untuk 2025, kuota Pertalite diturunkan sedikit menjadi 31,2 juta kl, sedangkan Solar 18,8 juta kl.
Sebelumnya, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan realisasi penyaluran Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite dan Jenis BBM Tertentu (JBT) Solar sepanjang Januari hingga November 2024 masih berada di angka 85%—86% dari kuota yang ditetapkan oleh APBN 2024.
Yuliot mengatakan, pada periode tersebut, realisasi konsumsi Solar adalah 16,6 juta kl atau 85% dari total kuota sebesar 19,58 juta kl.
"Sementara itu, JBKP Pertalite sebesar 27,3 juta kiloliter atau 86% dari total kuota," kata dia dalam kegiatan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Awards 2024, Jumat (13/12/2024) malam.
Adapun, realisasi serapan Jenis BBM Umum (JBU) selama 11 bulan pertama tahun lalu adalah 30,7 juta kl atau 85% dari kuota.
Yuliot menjelaskan badan usaha yang berkontribusi dalam penyaluran BBM secara nasional sebanyak 1.910 badan usaha yakni terdiri dari 19 badan usaha pemegang izin pengolahan, 30 badan usaha pemegang izin usaha penyimpanan, 1.730 badan usaha pemegang izin usaha pengangkutan, dan 113 badan usaha pemegang izin usaha niaga BBM.
Sebagai perbandingan, realisasi penyaluran JBKP Pertalite sepanjang 2023 tercatat mencapai 30 juta kl, lebih rendah dari kuota yang ditetapkan sebanyak 32,56 juta kl atau setara dengan 92,24% dari kuota 2023.
Sementara itu, realisasi serapan JBT Solar adalah sebanyak 17,57 juta kl dari kuota yang diberikan sejumlah 18,1 juta kl.
(mfd/wdh)