Sebagai catatan, ledakan ini terjadi beberapa jam setelah serangan mematikan terjadi di New Orleans, di mana sebuah truk menabrak kerumunan orang yang sedang berkumpul untuk merayakan Tahun Baru. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai lebih dari 30 orang.
Dalam kasus tersebut, FBI menemukan alat peledak rakitan di lokasi kejadian dan sebuah bendera ISIS.
Polisi Las Vegas mengatakan mereka tidak menemukan tanda-tanda yang jelas tentang adanya hubungan dengan terorisme internasional, tetapi mereka masih menyelidiki semua kemungkinan.
"Kami benar-benar menyelidiki hubungan apa pun dengan apa yang terjadi di New Orleans. Kami belum mengesampingkan apa pun," kata McMahill.
Elon Musk, selaku pendiri perusahaan Tesla Inc, menduga ada keterkaitan antara ledakan cybertruck tersebut dengan sebuah truk pickup yang menyeruduk kerumunan di French Quarter, New Orleans.
Elon bahkan menegaskan bahwa penjahat teror salah memilih kendaraan. Pasalnya serangan ledakan tidak mengakibatkan dampak kerusakan hebat di sekitar Cybertruck.
Pasalnya Cybertruck dirancang menahan ledakan. Pun jika itu terjadi maka ledakannya dirancang bergerak ke atas.
"Para penjahat itu memilih kendaraan yang salah untuk melakukan serangan teroris. Cybertruck sebenarnya menahan ledakan dan mengarahkan ledakan ke atas. Bahkan pintu kaca lobi tidak pecah," katanya dalam unggahan di media sosial X.
Namun, ia memastikan bahwa ledakan tersebut bukan berasal dari internal Cybertruck melainkan dari bom dan kembang api.
"Kami kini telah mengonfirmasi bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh kembang api yang sangat besar dan/atau bom yang dibawa di bak Cybertruck sewaan dan tidak terkait dengan kendaraan itu sendiri. Semua telemetri kendaraan positif pada saat ledakan," jelasnya.
(wep)