Logo Bloomberg Technoz

Namun yang perlu diinvestigasi mendalam adalah  mengapa sayap pesawat tidak diperpanjang yang dapat memperlambat laju pesawat, dan mengapa roda pendaratan tidak diturunkan, kata Guzzetti.

Efek bird strike di industri penerbangan

Insiden pesawat komersial sepanjang 2024.

Tabrakan antara pesawat dan burung atau bird strike, merupakan salah satu ancaman signifikan dalam dunia penerbangan, meskipun terdengar sepele. Terdapat beberapa faktor yang bisa menyebabkan pesawat terbang berisiko bertabrakan dengan burung. 

Mengutip dari National Geographic, lokasi bandara menjadi salah satunya. Burung diketahui kerap kali tertarik dengan habitat yang ada di sekitar bandara, seperti lapangan terbuka, lahan basah, dan badan air yang berfungsi sebagai tempat mencari makan dan bersarang.

Bahkan, genangan air di trotoar yang tidak rata sekalipun dapat menarik perhatian seekor burung. 

Di samping itu, burung juga melakukan transmigrasi, sehingga tak dapat dihindari jika jalur penerbangan burung dapat bersinggungan dengan rute lalu lintas pesawat, terutama selama musim migrasi saat mereka melakukan perjalanan jauh untuk berpindah dari tempat berkembang biak ke tempat mencari makan.

Konsultan dan pakar penerbangan umum, Gerry Soejatman memberikan sedikit analisisnya terkait kejadian Jeju Air tersebut. Menurutnya bird strike seharusnya tidak sampai berujung kepada kecelakaan fatal dan pesawat masih dapat mendarat dengan baik. 

"Pesawat mesinnya kena burung itu bukan emergency yang masuk kategori 'harus mendarat secepatnya', tetapi ada langkah-langkah yang harus dilakukan kru, yaitu, mendiagnosa efek bird strike ke mesin, dan menilai apakah mesin harus dimatikan atau masih bisa jalan dengan aman,"  jelasnya di akun X miliknya, @GerryS dikutip Kamis (2/1/2025). 

"Jika mesin dimatikan, maka dia harus menghitung ulang kecepatan yang dibutuhkan untuk melakukan pendaratan karena menggunakan flap setting yang beda dengan biasanya," sambungnya. 

Meski begitu, tabrakan dengan pesawat memang dapat risiko tinggi bagi kelanjutan penerbangan yang aman. 

Mengutip Sky brary, pada pesawat kecil berbaling-baling, kerusakan struktural seperti penetrasi kaca depan atau kerusakan pada kontrol penerbangan lebih umum. Sementara itu, pada pesawat jet besar, burung ke dalam mesin menjadi risiko utama, yang dapat menyebabkan hilangnya daya mesin, terutama selama fase kritis seperti lepas landas.

Kerusakan pada sistem instrumen, seperti akibat benturan pada intake udara Sistem Pitot Statis, dapat menyebabkan pembacaan instrumen yang salah. Cedera pada pilot atau hilangnya kendali juga mungkin terjadi jika burung menembus kaca depan. Pada pesawat bertekanan, hantaman burung di ketinggian tinggi dapat memicu depresurisasi cepat.

Kerusakan roda pendaratan akibat benturan dapat mengganggu rem atau kemudi roda hidung, menciptakan risiko selama pendaratan. Selain itu, keputusan lepas landas yang ditolak setelah kecepatan kritis (V1) dapat mengakibatkan pesawat keluar dari landasan pacu jika respons tidak memadai.

Daftar kecelakaan pesawat yang mematikan

Statistik insiden fatal pesawat terbang sejak tahun 2018.

Untuk diketahui, kecelakaan pesawat Jeju Air ini merupakan yang pertama bagi maskapai tersebut dan tercatat sebagai kecelakaan penerbangan sipil paling mematikan dalam sejarah Korea Selatan.

Ini menjadi kecelakaan pesawat paling mematikan sejak 2018 dalam catatan. Kecelakaan fatal Jeju Air adalah yang pertama kali dialami oleh maskapai ini, dan tercatat sebagai kecelakaan udara sipil terburuk yang pernah terjadi di Korea Selatan. 

Meski insiden terbilang jarang secara statistik namun dampaknya akan buruk bagi industri. "Lonjakan yang terjadi baru-baru ini termasuk dalam batas-batas ketidakpastian," kata Darren Straker, mantan kepala unit investigasi kecelakaan udara di Uni Emirat Arab dan Hong Kong.

Dia memberi saran agar kru maskapai penerbangan dapat dilatih dengan lebih baik untuk merespons apa yang disebut sebagai kejadian-kejadian yang tidak biasa.

Secara keseluruhan, jumlah korban jiwa dalam kecelakaan pesawat penumpang mencapai 318 orang tahun 2024, termasuk insiden ini dan jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines, menurut data dari Cirium.

Angka ini adalah yang tertinggi sejak lebih dari 500 orang tewas enam tahun lalu, ditandai dengan kecelakaan pertama dari dua insiden Boeing 737 Max.

(prc/wep)

No more pages