Sebelumnya, sejak tahun 2018 KBFG melalui KB Kookmin Bank telah menginvestasikan lebih dari Rp10 triliun ke Bank KB Bukopin. Meski demikian suntikan modal ini belum membuat keuangan Bukopin yang sehat. Hal ini tercermin pada kinerja kuartal I-2023 yan memperlihatkan rugi bersih konsolidasi Rp213,62 miliar pada periode kuartal I-2023. Rugi ini menurun 84% dibandingkan setahun lalu yang tercatat Rp1,32 triliun.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan Bank Bukopin, penurunan rugi bersih bukan didorong oleh pada sisi pendapatan atau top line, melainkan penurunan impairment loss. Kerugian penurunan nilai aset keuangan turun 95%, dari Rp1,59 triliun pada kuartal I-2022 menjadi Rp85,48 miliar.
Sementara dari sisi top line, anak usaha Kookmin Bank asal Korea Selatan ini mencatatkan penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 34%, dari Rp322,56 miliar pada kuartal I-2022 menjadi Rp213,77 miliar pada kuartal I-2023.
Penyebab penurunan NII adalah beban bunga melesat 50% menjadi Rp1,04 triliun, sementara pendapatan bunga hanya naik 20,4% menjadi Rp1,25 triliun. Alhasil, Bukopin hanya mencatatkan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) sebesar 0,79%, tergolong mini untuk peer group bank menengah.
Turunnya NII dipengaruhi oleh merosotnya outstanding kredit dan pembiayaan syariah sebesar 11,6% menjadi Rp50,5 triliun. Hal ini mendorong total aset juga ikut turun 3,92% menjadi Rp86,46 triliun. Adapun penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) meningkat 5,11% menjadi Rp51,6 triliun. Deposito berperan dalam DPK dengan kenaikan 10,77% menjadi Rp41,42 triliun.
Meski mengalami perbaikan, namun rasio kredit bermasalah (net performing loan/NPL) bruto Bukopin tercatat masih cukup tinggi, yakni 6,98%. Sementara itu, NPL neto tercatat 4,95%. Kerugian yang terjadi membuat return on asset (RoA) Bukopin berada di minus 1,39% dengan return on equity (RoE) minus 24,92%.
Adapun akumulasi saldo rugi bukopin bertambah menjadi Rp9 triliun pada akhir kuartal I-2023 dan menggerus ekuitas sehingga tersisa Rp11 triliun.
(dba/roy)