Logo Bloomberg Technoz

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) David Sumual memproyeksikan inflasi sebesar 1,6% YoY atau lebih tinggi dibandingkan realisasi November sebesar 1,55% YoY.

"Inflasi sedikit akselerasi karena efek low base dari volatile food lebih moderat, ditambah sedikit akselerasi secara tahunan dari beras, daging ayam, dan telur ayam," ujar David.

Sementara, inflasi inti diproyeksikan mencapai 2,33% YoY pada Desember 2024, lebih tinggi dibandingkan dengan 2,26% YoY pada November.

Menurut David, inflasi inti sedikit terakselerasi pada komponen jasa restoran, perawatan pribadi, minyak goreng, sementara inflasi transportasi stagnan.

Di lain sisi, Kepala Ekonom PT Bank Pertama Tbk (BNLI) Josua Pardede memproyeksikan inflasi tahunan akan berada di kisaran 1,67% YoY, naik dari 1,55% YoY pada November.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, inflasi tahunan pada 2024 diproyeksikan jauh lebih rendah, turun dari 2,81% YoY. Sebaliknya, dibandingkan dengan 2023, inflasi inflasi inti tahunan diperkirakan akan meningkat menjadi 2,29% YoY dari 1,8% YoY.

"Kenaikan inflasi inti tahun 2024 terkait dengan tren kenaikan harga emas dan depresiasi rupiah, sehingga memengaruhi harga emas domestik," ujar Josua.

Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg menghasilkan median proyeksi inflasi Desember berada di 1,52% secara YoY. Pada Desember, inflasi YoY akan sama dengan inflasi sepanjang tahun atau tahun kalender.

Jadi, inflasi sepanjang 2024 diperkirakan sebesar 1,52%. Jauh melambat dibandingkan 2023 yaitu 2,61%.

Tidak hanya itu, inflasi 1,52% (jika terwujud) akan menjadi yang terendah dalam setidaknya sejak krisis ekonomi 1998. Bahkan lebih rendah dibandingkan saat pandemi, kala ekonomi mati suri, di mana kala itu inflasi hanya 1,68%.

(dov/lav)

No more pages