Bloomberg Technoz, Jakarta - Aktivitas manufaktur Indonesia pada Desember kembali ke zona ekspansi. Kebangkitan ini terjadi setelah kontraksi 5 bulan beruntun.
Pada Kamis (2/1/2025), S&P Global melaporkan aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI) di Indonesia pada Desember adalah 51,2. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 49,6.
PMI di atas 50 menunjukkan aktivitas manufaktur berada di zona ekspansi. Sebelumnya, PMI manufaktur Tanah Air berada di area kontraksi (di bawah 50) selama 5 bulan beruntun.
"Akibat peningkatan volume produksi dan pemesanan, sektor manufaktur Indonesia kembali positif pada Desember. Di tengah kondisi yang lebih baik, optimisme terhadap masa depan terjaga dan dunia usaha kembali menambah karyawan," sebut laporan S&P Global.
Dunia usaha, lanjut laporan S&P, juga menambah pembelian bahan baku. Inventori meningkat seiring dunia usaha menyongsong tahun yang baru.
Tren penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS), tambah laporan S&P, juga membuat biaya impor meningkat. Namun ini diatasi dengan menaikkan harga barang dan jasa, sesuatu yang sudah terjadi selama 3 bulan terakhir.
Paul Smith, Direktur Ekonomi S&P Global Market Intelligence, menyebut sektor manufaktur Ibu Pertiwi mengakhiri 2024 dengan catatan positif. Lebih lanjut, ada harapan bahwa tren positif ini bisa berlanjut seiring stabilitas kondisi makro ekonomi dan peningkatan daya beli masyarakat.
"Akan tetapi, sesuatu yang kurang positif datang dari sisi harga, di mana tekanan meningkat sejak November. Meski inflasi secara umum terkendali, tetapi tren kenaikan harga perlu terus dipantau memasuki tahun uyang baru," tegas Smith,
(aji)