Ledakan tersebut terjadi beberapa jam setelah serangan mematikan terjadi di New Orleans, di mana sebuah truk menabrak kerumunan orang yang sedang berkumpul untuk merayakan Tahun Baru. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya 15 orang dan melukai lebih dari 30 orang.
Dalam kasus tersebut, FBI menemukan alat peledak rakitan di lokasi kejadian dan sebuah bendera ISIS.
Polisi Las Vegas mengatakan mereka tidak menemukan tanda-tanda yang jelas tentang adanya hubungan dengan terorisme internasional, tetapi mereka masih menyelidiki semua kemungkinan.
"Kami benar-benar menyelidiki hubungan apa pun dengan apa yang terjadi di New Orleans. Kami belum mengesampingkan apa pun," kata McMahill.
Ia menambahkan bahwa penyidik belum menemukan bukti yang menunjukkan adanya bahaya yang lebih luas. "Tidak ada ancaman lebih lanjut terhadap komunitas kami," katanya. Pejabat FBI menggambarkan ledakan tersebut sebagai "insiden terisolasi."
Elon Musk, CEO Tesla, mengatakan bahwa produsen kendaraan listrik tersebut membantu melakukan penyelidikan. McMahill mengonfirmasi kerja sama Musk, mengatakan Tesla telah memberikan informasi dari sistemnya, termasuk data kendaraan dan catatan stasiun pengisian daya, untuk membantu penyelidikan.
The whole Tesla senior team is investigating this matter right now.
— Elon Musk (@elonmusk) January 1, 2025
Will post more information as soon as we learn anything.
We’ve never seen anything like this. https://t.co/MpmICGvLXf
(bbn)