Ketahanan Singapura dapat diuji oleh faktor-faktor luar negeri, mulai dari perlambatan ekonomi China hingga ketegangan perdagangan yang dipicu oleh pemerintahan Trump yang baru dan keretakan geopolitik lainnya.
Pemerintah tidak memberikan proyeksi pertumbuhan untuk tahun 2025, meskipun pada November 2024 mengatakan bahwa mereka memperkirakan ekonomi akan naik 1%-3% tahun ini.
"Singapura tidak kebal terhadap pergeseran dan tekanan global," ujar Wong pada Rabu (31/12/2024). Namun, "kami tetap menjadi mercusuar keselamatan, keamanan, dan stabilitas di dunia yang sedang bermasalah."
Ada tanda-tanda bahwa ekspansi Singapura mungkin melambat pada tahun baru dan meredam tekanan harga domestik. Akibatnya, Bloomberg Economics memperkirakan otoritas moneter akan mengurangi laju apresiasi dolar Singapura sepanjang tahun 2025.
MAS, yang mempertahankan pengaturan moneter untuk tinjauan keenam berturut-turut pada Oktober, mengatakan pada saat itu bahwa lintasan disinflasi negara ini "tertanam dengan baik" dan pemulihan ekonomi akan berlanjut hingga tahun 2025. Namun, MAS memperingatkan tentang prospek pertumbuhan global dan potensi risiko kenaikan harga.
Bank sentral dijadwalkan bertemu pada Januari 2025.
(bbn)