"Risiko untuk Brent meningkat pada kuartal pertama, di mana kemungkinan naik ke kisaran US$75 hingga US$80," kata Robert Rennie, kepala riset komoditas dan karbon untuk Westpac Banking Corp. "Paruh kedua tahun ini tampaknya akan diwarnai risiko kenaikan suplai dan melemahnya permintaan."
Perang di Timur Tengah dan Ukraina masih terus berlanjut dan gejolak di kedua wilayah tersebut berpotensi memberikan dukungan jangka pendek untuk harga minyak. Sanksi lebih lanjut yang mengganggu pengiriman Iran dan Rusia juga bisa meningkatkan permintaan untuk pasokan alternatif dari Timur Tengah dan tempat lain.
Pemulihan ekonomi China masih belum pasti, meskipun data terbaru menunjukkan beberapa tanda perbaikan. Namun, adopsi kendaraan energi baru yang cepat di seluruh negeri, telah mengikis permintaan bensin.
Harga:
- WTI untuk pengiriman Februari naik 0,3% menjadi US$71,97 per barel pada pukul 8.39 pagi di Singapura.
- Brent untuk pengiriman Maret ditutup 0,9% lebih tinggi pada US$74,64 per barel pada Selasa.
- Harga minyak berjangka tidak diperdagangkan pada Rabu karena libur Tahun Baru.
(bbn)