Ekonom Soroti Warisan Utang Jumbo Bikin Anggaran APBN Tak Sehat
Lavinda
02 January 2025 07:20
Bloomberg Technoz, Jakarta - Ekonom menyoroti persoalan fiskal nasional, terutama pembengkakan nominal utang negara dari tahun ke tahun, yang berpotensi menyebabkan kebijakan anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN) menjadi tak produktif mendorong pertumbuhan ekonomi.
Berdasarkan data analisis Institute for Development of Economics and Finance (Indef), sejak 2010-2024, rasio utang Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) terus meningkat, dari 26% menjadi 38,55%. Total utang pemerintah per September 2024 tercatat mencapai Rp8.473,9 triliun.
Ekonom Senior Indef Didik J Rachbini menilai ini merupakan praktik kebijakan dan ekonomi politik utang yang tidak sehat, mengikuti hukum politik di mana rezim memaksimumkan budget tanpa kendali, tanpa kontrol dan tanpa cek and balances yang sehat.
"Politik anggaran hanya refleksi dari politik yang sakit, demokrasi yang dikebiri dan dilumpuhkan selama 10 tahun ini," tulis Didik dalam catatan akhir tahun yang diterima Bloomberg Technoz, Rabu (1/1/2025).
Kebijakan utang jumbo Indonesia, menurut dia, menyebabkan tingkat bunga utang bergerak naik tak masuk akal. Alhasil, suku bunga obligasi utang Indonesia paling tinggi dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara.