Logo Bloomberg Technoz

Harga batu bara diperkirakan turun ke US$ 110/ton pada akhir 2025. Beberapa faktor yang akan menjadi sentimen negatif antara lain:

  • Lemahnya permintaan seiring kesadaran akan kelestarian lingkungan dan peralihan ke energi baru-terbarukan.

  • Melimpahnya pasokan. Produksi di China masih tinggi dan di India pun meningkat.

  • Indonesia mulai menginvestasikan keuntungan dari batu bara pada 2023 untuk meningkatkan kapasitas produksi.

  1. Bank Dunia

Lembaga yang berkantor pusat di Washington DC (Amerika Serikat/AS) ini memperkirakan rata-rata harga batu bara pada 2025 adalah US$ 120/ton. Turun ketimbang rerata 2024 yaitu US$ 137/ton.

“Harga batu bara diproyeksikan turun 12% pada 2025 dan 2026, setelah anjlok 20% pada 2024,” sebut riset Bank Dunia.

Risiko yang membayangi harga batu bara pada 2025 adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi di China dan India. Kedua negara tersebut menyumbang lebih dari dua pertiga konsumsi batu bara dunia, sehingga akan sangat menentukan pembentukan harga.

Proyeksi Harga Batu Bara (Sumber: Bank Dunia)
  1. International Energy Agency (IEA)

Setelah mencapai puncak pada 2024, permintaan batu bara dunia diperkirakan melemah pada tahun-tahun berikutnya. Penggunaan sumber energi baru-terbarukan yang makin masif sepertinya mampu untuk memenuhi pertumbuhan permintaan listrik.

Konsumsi batu bara global mencapai 8,77 miliar ton pada 2024. Namun rasanya konsumsi akan terus bertahan di level tersebut hingga 2027.

China, konsumen batu bara terbesar dunia, terus melakukan diversifikasi energi. Nuklir serta energi baru-terbarukan akan semakin memainkan peran penting, menggantikan batu bara.

“Penggunaan energi yang lebih bersih membentuk ulang sektor kelistrikan dunia. Hasilnya, permintaan batu bara akan menurun mulai 2027 meski permintaan listrik terus tumbuh,” sebut Keisuke Sadamori, Direktur Pasar dan Ketahanan Energi IEA, dalam laporannya.

(aji)

No more pages