Berikut prediksi harga emas dari sejumlah institusi, seperti dirangkum dari Bloomberg News:
-
Macquarie Group Ltd
Macquarie memperkirakan harga emas masih bisa naik tahun depan, dan menciptakan rekor baru. Penurunan suku bunga acuan di berbagai negara, terutama Amerika Serikat (AS), akan menjadi sentimen positif.
Namun, Macquarie menilai harga emas akan mengendur pada kuartal I-2025 karena penguatan nilai tukar mata uang dolar AS. Emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Jadi saat mata uang Negeri Adikuasa terapresiasi, maka emas akan lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain.
Namun selepas itu, harga emas berpotensi naik. Macquarie memperkirakan harga bisa dengan cepat menguji level US$ 3.000/troy ons saat permintaan China naik dan kebijakan Presiden Donald Trump membuat prospek fiskal AS menjadi suram.
Macquarie memperkirakan rata-rata harga emas pada kuartal I-2025 berada di US$ 2.650/troy ons. Kemudian pada kuartal berikutnya, rerata harga emas bisa naik menjadi US$ 2.800/troy ons.
-
Goldman Sachs Inc
Goldman Sachs juga memperkirakan harga emas bisa kembali menjalani reli tahun depan. Lembaga ini memasukkan emas di daftar top commodity untuk 2025.
“Burulah emas,” sebut riset Goldman Sachs. Pada Desember 2025, Goldman Sachs menargetkan harga emas bisa mencapai level US$ 3.000/troy ons.
Sentimen utama yang akan mendongkrak harga emas, menurut Goldman Sachs, adalah permintaan dari berbagai bank sentral di dunia. Selain itu, iklim suku bunga yang lebih rendah juga akan suportif bagi emas.
Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun karena ikut menurunkan opportunity cost.
AS dalam masa kepemimpinan Presiden Trump, lanjut riset Goldman Sachs, juga berisiko melancarkan perang dagang terhadap sejumlah negara. Ini bisa menjadi momentum bagi penguatan harga emas, karena emas adalah aset yang dinilai aman (safe haven) dan menjadi pilihan saat situasi penuh ketidakpastian.
-
UBS Group AG
UBS memperkirakan harga emas bisa reli pada 2025 dan menuju US$ 2.900/troy ons pada akhir tahun. Memang akan ada konsolidasi, tetapi kemudian harga emas diperkirakan bisa bangkit berdiri.
Menurut analisis UBS, harga emas malah bisa naik lagi pada 2026. Pada akhir 2026, harga emas diperkirakan bisa menyentuh US$ 2.950/troy ons.
“Sapu bersih Partai Republik di Pemilu AS, diversifikasi cadangan devisa, dan ketidakpastian global akan mendukung harga emas. Kenaikan harga akan didorong oleh penempatan emas secara jangka panjang dan pembelian lembaga negara, di tengah volatilitas dan risiko geopolitik,” papar riset UBS.
Ya, lembaga negara terutama bank sentral memang sepertinya masih akan menumpuk stok emas tahun depan. Bank sentral membutuhkan emas sebagai sarana diversifikasi cadangan devisa di tengah peningkatan risiko geopolitik.
(aji)