Logo Bloomberg Technoz

“Perang dagang ini yang kemungkinan besar akan membuat para investor juga was-was, bukan investor saja, negara-negara semua juga was-was,” kata Ibrahim.

Dalam kondisi riil, perang dagang juga memancing produk China masuk Indonesia. "Sehingga apa, kelas menengah sedang bermasalah ya akibat banyak PHK, dibanjiri lagi dengan produk-produk China yang relatif lebih murah," tegas Ibrahim.

Dampak turunnya adalah minat IPO perusahaan yang sebelumnya menyatakan minat menjadi calon emiten di pasar modal domestik. "Untuk IPO pun juga kemungkinan di tahun 2025 pun juga tidak akan memenuhi target," prediksi dia.

Direktur Utama BEI Iman Rachman sebelumnya menargetkan ada 66 perusahaan dapat melakukan penawaran umum perdana pencatatan saham seiring dengan kepastian stabilitasi politik nasional.

"Perusahaan yang listing itu juga akan melihat bagaimana kondisi global dapat dari perang dagang antara Amerika dan Tiongkok Dengan Eropa, dengan Kanada, dengan Meksiko," jelas dia.

Arus perdagangan di pasar juga harus menjadi perhatian. Kerap terjadi permainan harga yang dilakukan oleh para investor demi memperoleh keuntungan instan. "Tahun 2024 itu banyak sekali perusahaan-perusahaan yang IPO ya...itu pun juga digoyang oleh investor jadi harganya tidak wajar lah," pungkas Ibrahim.

Meskipun diklaim tak capai target, BEI klaim terjadi peningkatan fantastis dalam penerbitan efek pada 2024 dengan kenaikan sebanyak 200% dari target. BEI telah menerbitkan sebanyak 680 efek dari target 340 efek pada tahun 2024.

"Pada tahun 2024 ini, BEI membukukan pencapaian penerbitan efek sejumlah 680 efek atau 200% dari yang telah ditargetkan (target 340 penerbitan efek). Pencapaian tersebut mengalami peningkatan 176% dari pencapaian jumlah penerbitan efek pada tahun 2023," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna.

Ini 10 saham paling 'merah' di 2024, ada yang ambruk 94%

Nyoman juga mengatakan permohonan pernyataan pendaftaran saham secara umum tidak mengalami penurunan di tahun 2024. Namun, dalam tahap pendaftaran, terdapat sejumlah perusahaan yang mengalami pembatalan pencatatan saham berupa penundaan dari calon perusahaan tercatat.

Selain peningkatan dalam penerbitan efek, BEI juga mengklaim aktivitas penerbitan obligasi dan/atau sukuk serta instrumen efek lainnya di bursa mengalami peningkatan pada tahun 2024.

“Hal ini menunjukkan perusahaan tetap memanfaatkan pasar modal dalam bentuk instrumen pendanaan perusahaan yang berbeda yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan,” tutup dia.

Ilustrasi IHSG, seorang melewati papan pergerakan saham di pasar modal Indonesia. (Bloomberg)

Tantangan Pasar Modal 2025

Demi menumbuhkan pasar modal Indonesia para stakeholders masih memiliki pekerjaan rumah berupa penguatan kapasitas dan kapabilitas, berupa literasi dan edukasi, kata Analis Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta.

Dua PR lain yang harus jadi perhatian pemangku kepentingan di industri pasar modal Indonesia adalah memperkuat infrastruktur dan  regulasi di bidang pasar modal hingga "benar-benar mencerminkan perlindungan kepentingan maupun juga perlindungan terhadap para pelaku investor."

Penarikan minat investor asing di pasar modal juga harus jadi perhatian pemerintah yang bisa dicapai dengan pelaksanaan reformasi secara struktural.

"Jadi nanti foreign investment bisa meningkat, pertumbuhan investasi bisa tercapai, bisa tercapai lebih optimal misalnya. Plus juga didukung oleh pertumbuhan ekspor yang memang benar-benar optimum tentunya akan menciptakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di atas 5%," terang Nafan.

(fik/wep)

No more pages