Logo Bloomberg Technoz

Namun, salah satu pertanyaan terbesar menurut para ahli keselamatan adalah mengapa tumpukan beton digunakan untuk menopang antena di ujung landasan. Di negara lain seperti AS, Kanada, dan negara-negara Eropa, antena serupa dirancang agar mudah hancur untuk menghindari skenario seperti ini. Selain itu, antena biasanya tidak diletakkan di atas tumpukan beton.

"Tidak ada alasan untuk menempatkannya di atas beton," kata Kapten John Cox, CEO Safety Operating Systems LLC. "Dampak kecelakaan ini akan jauh lebih ringan jika penghalang beton itu tidak ada."

Aturan di Korea Selatan mewajibkan fasilitas di area keselamatan landasan menggunakan bahan yang mudah hancur untuk meminimalkan risiko bagi pesawat. Namun, aturan ini tidak berlaku untuk antena di Bandara Muan karena berada di luar area keselamatan.

Jeff Guzzetti, mantan kepala investigasi kecelakaan di FAA (Administrasi Penerbangan Federal AS), juga mempertanyakan mengapa struktur kaku digunakan untuk antena tersebut. Ia menyebut standar bandara ini kemungkinan besar akan menjadi sorotan dalam penyelidikan.

Guzzetti dan Cox menduga kedua mesin pesawat mengalami kerusakan sebelum pendaratan, mengingat sayap kanan dan roda pendaratan tidak berfungsi, yang mengindikasikan pesawat kehilangan daya. Mereka berspekulasi, kemungkinan kedua mesin terkena burung, atau salah satu mesin rusak parah sehingga kru penerbangan secara keliru mematikan mesin kedua.

Pendaratan Darurat

Ada beberapa insiden pendaratan darurat dengan kerusakan serupa yang tidak menimbulkan korban jiwa atau sangat sedikit, seperti "Keajaiban di Sungai Hudson" tahun 2009, di mana pesawat US Airways mendarat di Sungai Hudson setelah terkena kawanan burung. Pendaratan serupa oleh Piedmont Airlines pada 1989 di North Carolina juga tidak memakan korban.

Namun, insiden Garuda Indonesia pada 2002, ketika pesawat mendarat terkendali di sungai akibat kedua mesinnya mati di tengah badai, menelan satu korban jiwa.

Pihak berwenang Korea Selatan sedang menganalisis dua kotak hitam dari pesawat untuk mengungkap detik-detik terakhir sebelum kecelakaan. Namun, rekaman data penerbangan, yang mencatat parameter seperti ketinggian dan kecepatan, diketahui kehilangan komponen penting, yang berpotensi memperlambat investigasi.

Tim dari AS yang dipimpin oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) juga membantu penyelidikan ini.

"Masih terlalu dini," ujar Cox. "Kita perlu membaca rekaman dari dua kotak hitam itu. Data itu akan mengungkap cerita lengkap penerbangan ini."

(bbn)

No more pages