Penyelidik menduga kemungkinan tabrakan dengan burung menjadi penyebab kecelakaan, berdasarkan komunikasi antara menara kontrol bandara dan pilot sebelum insiden terjadi. Menara kontrol mengeluarkan peringatan tabrakan burung dua menit sebelum pilot mengirim panggilan darurat "mayday." Sesaat kemudian, pesawat menabrak dinding di ujung landasan pacu dan meledak.
Otoritas Korsel telah mewawancarai dua petugas yang bertugas di menara kontrol saat kejadian, meskipun belum memberikan rincian lebih lanjut. Mereka juga sedang menyelidiki mengapa roda pendaratan tidak berfungsi saat pesawat mendekati landasan dan apakah localizer — alat panduan pendaratan pesawat — memiliki kaitan dengan kecelakaan tersebut.
Kecelakaan pesawat Jeju Air ini adalah yang pertama dalam sejarah maskapai tersebut dan menjadi kecelakaan penerbangan sipil terburuk dalam sejarah Korea Selatan. Secara keseluruhan, jumlah korban jiwa dalam penerbangan penumpang tahun ini meningkat menjadi 318 orang, termasuk insiden ini dan jatuhnya pesawat Azerbaijan Airlines. Angka ini merupakan yang tertinggi sejak lebih dari 500 orang tewas pada 2018, tahun ketika dua insiden kecelakaan Boeing Co 737 Max terjadi.
(bbn)
