“20 tahun lalu saya ditawarkan melantai di bursa, tapi saya menolak untuk menjadi bagian dari masyarakat karena memang bidang kita selalu berhubungan masyarakat. Namun, saat itu industri kita labil dan saya menolak pakai duit masyarakat karena industri labil,” tuturnya dalam Seremoni Pencatatan Perdana Saham di gedung BEI, Senin (8/5/2023).
Punjabi juga mengatakan IPO dari RAAM bukan hanya untuk sekedar mencari modal tambahan. Namun, lebih untuk meninggalkan warisan atau legacy layaknya perusahaan seperti Warner Bros dan Disney yang sudah berkarya hingga 200 tahun.
Dari dana hasil IPO, RAAM berencana menggunakan sekitar 81,60% untuk modal kerja yang meliputi pembiayaan kegiatan produksi film, web series, sinetron dan kegiatan pemasarannya. Sementara itu, sisanya, yakni 18,40% akan digunakan untuk penyuntikan modal kepada entitas anak usaha yang berada di bidang bioskop.
RAAM bergerak pada sektor Consumer Cyclicals dan subsektor Media & Entertainment. Perseroan beraktivitas pada industri dan sub-industri Media & Entertainment. Dengan asumsi keseluruhan saham (ditambah saham pendiri) mencapai 6.194.200.000 lembar saham, kapitalisasi pasar RAAM pada awal IPO juga menyentuh Rp1,44 triliun.
(ibn/evs)