Logo Bloomberg Technoz

Selain itu, perkembangan nilai tukar ringgit Malaysia juga menjadi pemberat laju harga CPO. Kemarin, mata uang Negeri Harimau Malaya menguat 0,18% di hadapan dolar AS.

Ketika ringgit menguat, maka CPO menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya. Ini tentu akan mengurangi minat terhadap CPO.

Kemudian, ada ekspektasi permintaan CPO sedang lesu. Sejumlah perusahaan kargo memperkirakan ekspor CPO Malaysia periode 1-25 Desember turun 1,1-4% dibandingkan periode yang sama bulan sebelumnya. Ini menjadi faktor lain yang membuat harga terpeleset.

Perkebunan sawit di Kalimantan Tengah./Bloomberg-Muhammad Fadli

Analisis Teknikal

Lalu bagaimana dengan ramalan harga CPO hari ini, yang merupakan hari terakhir 2024? Apakah bakal jatuh lagi, atau bisa bangkit?

Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), CPO masih terjebak di zona bearish. Terbukti dengan Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 47,87.

RSI di bawah 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bearish. Namun RSI CPO masih belum jauh dari 50 sehingga bisa dibilang masih netral.

Sedangkan indikator Stochastic RSI ada di 60,1. Menghuni area beli (long) yang bahkan lumayan kuat.

Dengan begitu, harga CPO punya peluang untuk bangkit. Target resisten ada di MYR 4.770/ton yang adalah Moving Average (MA) 20. Jika tertembus, maka MA-30 di MYR 4.788/ton bisa menjadi target berikutnya.

Adapun target support terdekat ada di MYR 4.492/ton. Penembusan di titik ini berisiko menyebabkan harga CPO jatuh ke arah MYR 4.399/ton.

(aji)

No more pages