“Dampak terhadap inflasi dari mata uang yang lebih lemah mungkin akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang, tetapi kekhawatiran terbesar saat ini adalah melemahnya sentimen konsumen,” kata Ahn Jae-kyun, seorang analis di Shinhan Investment.
“Januari kemungkinan merupakan waktu yang tepat untuk pemangkasan suku bunga mengingat produksi dan konsumsi sedang lesu.”
Tantangan negara tersebut makin parah akibat kecelakaan pesawat yang mematikan pada Minggu (29/12/2024), yang menewaskan semua kecuali dua dari 181 orang di dalamnya.
Penjabat Presiden Choi Sang-mok telah mengumumkan masa berkabung selama sepekan hingga 4 Januari, yang mungkin akan membebani sentimen konsumen.
Gubernur BOK Rhee Chang-yong mengatakan bahkan sebelum bencana bahwa ekonomi tahun depan mungkin tidak dapat tumbuh 1,9% seperti yang diperkirakan sebelumnya.
Para ekonom melihat belanja swasta yang lemah, reli ekspor yang melambat, dan memburuknya kepercayaan konsumen sebagai faktor yang mendorong BOK untuk mempercepat pelonggarannya tahun depan.
Tindakan bank sentral global, termasuk Federal Reserve, dalam beberapa bulan mendatang juga akan berperan dalam membentuk keputusan BOK.
Apa Kata Bloomberg Economics...
“Penurunan won ke level terendah sejak 2009 menyoroti kekhawatiran tentang dampaknya terhadap pertumbuhan — tetapi hal itu juga dapat membatasi sejauh mana Bank of Korea dapat memangkas suku bunga untuk mendukung perekonomian.”
-Hyosung Kwon, ekonom
Harga konsumen meningkat tajam setelah pemerintah Korea Selatan menerapkan stimulus untuk menopang pertumbuhan selama pandemi virus corona.
Sekarang, banyak bank sentral merasa cukup percaya diri untuk melonggarkan kebijakan restriktif mereka, karena kenaikan suku bunga mereka telah membantu mengurangi tekanan inflasi.
Harga minuman beralkohol dan tembakau turun 0,4% dari tahun sebelumnya pada Desember, sementara harga makanan dan minuman non-alkohol meningkat 2,5%. Biaya hiburan naik 1,2% sementara harga utilitas meningkat 1,7%, data badan statistik menunjukkan.
(bbn)